Dampak Penyakit Hati Akut dalam Diri Orang Munafik

Penyakit hati yang menyerang munafik berdampak pada kehidupannya

Wihdan Hidayat / Republika
Penyakit hati yang menyerang munafik berdampak pada kehidupannya. Ilustrasi topeng wajah munafik
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Orang-orang munafik sejatinya menderita penyakit dalam jiwanya. Kian hari jiwa mereka pun semakin sakit hingga tak dapat menemukan kebenaran.  Hal ini sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 10.

Baca Juga


فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ  “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta. “

Dalam tafsir tahlili surat Al Baqarah ayat 10, Tafsir Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan pada ayat itu diterangkan tentang keburukan dusta atau sikap berpura-pura dan akibatnya. Dendam, iri hati dan ragu-ragu termasuk penyakit jiwa.

Penyakit ini akan bertambah parah, bilamana disertai dengan perbuatan nyata. Misalnya rasa sedih pada seseorang akan bertambah dalam, apabila disertainya dengan perbuatan nyata, seperti menangis, meronta-ronta, dan sebagainya.  Penyakit-penyakit dengki demikian itu terdapat dalam jiwa orang-orang munafik.

Oleh karena itu orang-orang munafik memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menipu dengan sikap pura-pura dan berusaha mencelakakan Rasulullah dan umatnya. Kemudian penyakit itu bertambah-tambah setelah melihat kemenangan-kemenangan Rasulullah. 

Setiap kali Rasulullah memperoleh kemenangan, bertambah pulalah penyakit mereka. Terutama sekali penyakit bimbang dan ragu-ragu, menimbulkan ketegangan jiwa yang sangat pada orang-orang munafik.

Akal pikiran mereka bertambah lemah untuk menanggapi kebenaran agama dan memahaminya, bahkan panca indra mereka tidak mampu menangkap obyek dengan benar. 

Mereka mempunyai hati namun tak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata tapi tidak untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, mempunyai telinga tapi tak dipergunakan mendengar ayat-ayat Allah. Ini sebagaimana dapat ditemukan dalam surat Al-A'raf ayat 179: 

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”  

Bukti-bukti telah nyata, cahaya kebenaran yang terang benderang juga jelas bagi mereka, namun mereka enggan menerimanya, bahkan mereka tambah erat berpegang kepada pendiriannya yang lama.

Cahaya terang menjadi gelap di mata mereka dan menjadi penyakit di hati mereka. Hati mereka bertambah susah disebabkan lenyapnya kepemimpinan mereka.

Iri dan dengki tambah mendalam karena menyaksikan kukuhnya Islam dari hari ke hari. Akibat pendustaan mereka, yaitu mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir dan tipu daya mereka terhadap Allah, mereka akan menderita azab yang pedih. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler