Wearing Klamby Siapkan Koleksi 'Sulawesi' untuk Lebaran
Koleksi 'Sulawesi' jadi lini terdepan untuk busana lebaran.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wearing Klamby akan menghadirkan sebuah pagelaran busana yang diselenggarakan secara virtual bertajuk “Klamby Annual Digital Show 2021”. Dalam pagelaran tersebut, koleksi dengan tema Sulawesi itu sekaligus menjadi lini terdepan untuk busana lebaran.
“Yang akan kami tampilkan pada acara yang diadakan pada 7 Maret ini adalah koleksi mulai Maret sampai dengan pertengahan Mei 2021 atau sampai lebaran nanti,” kata founder Wearing Klamby, Nadine Gaus saat konferensi pers yang disimak secara virtual, belum lama ini.
Dia mengatakan, ada sembilan Signature Series pada koleksi yang akan diperagakan esok. Empat di antaranya, kata dia, merupakan koleksi yang ditujukan untuk satu keluarga. Artinya, koleksi ini menyediakan busana-busana yang senada untuk Sang Ayah, Sang Ibu, dan anak perempuan serta anak laki-laki.
Secara motif, meskipun senada, Nadine menyesuaikan satu sama lain. Dia akan memberikan motif yang terkesan maskulin pada busana laki-laki yang berbeda dengan busana perempuan.
“Jadi ada empat family set dan keempatnya memiliki corak yang berbeda-beda,” jelas dia.
Nadine mengatakan, hal ini sesuai dengan trend baju lebaran pada 2021 kali ini. Menurut founder yang lain, Ridho Jufri, pada momentum lebaran nantinya, akan banyak orang yang berkeinginan untuk memiliki busana yang senada atau kembar satu keluarga.
“Karena mereka di rumah, jadi mereka akan banyak menggunakan sosial media. Pasti laki-lakinya juga akan dipaksa disuruh unggah oleh istrinya buat pakai baju lebaran yang kembaran,” jelas Ridho.
Secara material, Nadine dan Ridho memilih kain material silk untuk busana perempuan. Berbeda dengan busana laki-laki, mereka menggunakan kain arezzo yang lebih nyaman untuk laki-laki. Sementara pada busana anak-anak, mereka menggunakan bahan katun yang lembut khusus untuk anak-anak.
“Kita pakai printing yang sudah bersertifikat kain yang ramah dan anti alergi bagi anak. Meminimalisasi kanker kulit dari penggunaan tinta dan digital printing,” jelas Nadine.