Hongaria Terapkan Pembatasan Sosial Hingga 7 April

Pemerintah Hongaria mendesak perusahaan mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah.

EPA-EFE / Balazs Mohai
Maestro Hungaria Mate Hamori (tengah) memimpin konser Kurtag / Haydn / Dvorak dari Obuda Danubia Orchestra tanpa penonton di Akademi Musik Liszt Ferenc di Budapest, Hongaria, Jumat (13/3). Orkestra tampil tanpa penonton untuk streaming video gratis karena pandemi coronavirus .
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Pemerintah Hongaria mengumumkan pembatasan sosial baru, termasuk menutup sebagian besar pertokoan, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar hingga 7 April. Penutupan itu bertujuan untuk memperlambat penyebaran infeksi virus corona yang terus merangkak naik. 

Baca Juga


Pemerintah mendesak perusahaan untuk mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah. Sekolah menengah Hongaria telah melakukan pembelajaran jarak jauh sejak November. Selain itu bar, restoran, serta pusat kebugarannya juga telah ditutup sejak itu. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan, apabila pembatasan sosial tidak diperketat maka rumah sakit akan kewalahan menerima pasien virus corona. 

"Dua minggu ke depan akan sulit, namun jika kami ingin membuka pembatasan sosial sebelum Paskah maka kami harus menutupnya sekarang," ujar Orban.

Jumlah pasien yang menggunakan ventilator di rumah sakit Hongaria meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua minggu terakhir. Pada Senin (8/3) terjadi jumlah lonjakan sekitar 806 pasien dibandingkan dengan puncak kasus virus corona sebelumnya yaitu 674 pada awal Desember. 

Selain itu, kematian juga meningkat tajam dengan jumlah hampir 16 ribu. Menurut Universitas Johns Hopkins, Hongaria memiliki tingkat kematian terburuk ke-8 per satu juta penduduk di dunia. Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit kemungkinan terus bertambah.

“Kami dapat melihat bahwa gelombang ketiga menyebar dengan sangat kuat, terutama karena varian (virus). Kami tidak dapat melakukan apa pun sekarang selain memutus rantai infeksi,” kata kepala petugas medis Hongaria Cecilia Muller.

 

Pembatasan sosial membuat sejumlah bisnis di Hongaria mulai mengalami penurunan pertumbuhan. Pendiri dan pemilik merek fashion Hongaria Griff Collection, Zoltan Suto mengatakan, pendapatannya turun hingga 70 persen selama musim dingin. Dia mengaku tidak bisa membayar sewa, tidak bisa membayar gaji karyawan, dan pajak. Menurutnya insentif keringanan pajak komersial sebesar 50 persen yang diberikan oleh pemerintah tidak berpengaruh, karena pendapatannya terus merosot.

“Saya tidak bisa membayar sewa. Saya tidak bisa membayar gaji atau kontribusi sosial, belum lagi pajak,” kata Suto.

Resesi ekonomi yang dipicu oleh pandemi menyebabkan penurunan PDB Hongaria sebesar 5,1 persen. Suto mengatakan, dia terpaksa menutup lima dari sepuluh tokonya di Hongaria. Suto mengalami kerugian sekitar 645 ribu dolar AS hingga 968 ribu dolar AS pada 2020. Menurut Suto, krisis ekonomi akan semakin dalam jika pemerintah memperpanjang karantina wilayah.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler