Turki dan Mesir Mulai Lakukan Kontak Diplomatik
Turki akan menunjuk utusan khusus Afghanistan untuk proses perdamaian
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Mesir telah memulai komunikasi tingkat diplomatik setelah hubungan kedua negara mengalami gangguan selama bertahun-tahun sejak 2013.
“Kami sudah berkomunikasi dengan Mesir di tingkat intelijen dan kementerian luar negeri. Kontak tingkat diplomatik telah dimulai,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency dan TRT.
Menekankan tak ada pihak yang mengedepankan prasyarat, Menlu Turki mengatakan hubungan yang terganggu selama bertahun-tahun tidak dapat dibangun sekaligus dalam satu waktu dan berjalan dengan mudah. Dia mengatakan merupakah hal yang normal bila ada kurang kepercayaan dalam situasi seperti itu dan mungkin terjadi pada kedua belah pihak.
“Oleh karena itu, negosiasi berlangsung dan roadmap berlanjut di bawah strategi tertentu,” kata Cavusoglu.
- Proses perdamaian di Afghanistan
Menlu Turki juga menyinggung tawaran AS kepada pemerintah Turki untuk menjadi tuan rumah pertemuan tingkat senior antara perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban dalam beberapa minggu mendatang untuk menyelesaikan perjanjian perdamaian. Cavusoglu mengatakan Turki telah terlibat dalam proses tersebut sejak awal perundingan.
“Kami adalah salah satu dari sedikit negara yang diundang ke upacara penandatanganan ini dan kami adalah salah satu aktor terpenting di Afghanistan,” kata dia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sepucuk surat yang dikirim kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pekan lalu mengatakan Washington meminta PBB untuk mengumpulkan menteri luar negeri dan utusan dari Rusia, China, Pakistan, Iran, India, dan AS untuk membahas cara mempromosikan perdamaian di Afghanistan. Turki dipercaya oleh kedua belah pihak yang bernegosiasi, kata Cavusoglu.
"Taliban dan delegasi negosiasi, yang berarti pihak pemerintah, telah meminta kami untuk menjadi tuan rumah pertemuan seperti itu sebelumnya," kata dia.
Dia menekankan bahwa Turki juga akan menunjuk utusan khusus untuk Afghanistan guna berkontribusi dalam proses tersebut. Cavusoglu menambahkan bahwa pertemuan tersebut tidak akan menjadi alternatif dari proses Qatar, tetapi akan menjadi pertemuan pendukung.
“Kami akan menggelar pertemuan ini berkoordinasi dengan Qatar,” ujar dia, sambil menambahkan bahwa tujuan Turki adalah untuk membuat negosiasi itu terus berlanjut yang berorientasi pada hasil.
Cavusoglu mengatakan dirinya yakin Turki akan memberikan kontribusi signifikan pada pertemuan yang rencananya akan diadakan di Istanbul pada April ini.