Karya Terakhir Trisutji Kamal Kental dengan Nuansa Islam
Judul karya terakhir Trisutji Kamal berjudul Islamic Inspirations
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Hari ini, Ahad (21/3) kita dikejutkan dengan berita meninggalnya komponis dan pianis Indonesia, Trisutji Djuliati Kamal. Banyak karya yang telah dihasilkan olehnya. Karya terakhir yang disuguhkan sang legendaris sangat lekat dengan budaya Islam.
Hal itu diungkapkan Ananda Sukarlan, pianis dan komponis asal Indonesia. Dalam akun instagramnya, Ananda menuliskan tentang karya-karya wanita yang wafat pada usia 84 tahun.
"Telah wafat pagi ini 21 Maret 2021 komposer musik klasik Indonesia, ibu KRA. Trisutji Djuliati Kamal," tulisnya dalam akun @anandasukarlan, Ahad (21/3).
Dia mengungkapkan sejak 2007, dia telah merekam seluruh karya almarhumah. "Sejak 2008 saya sudah merekam seluruh karyanya untuk piano yang berjumlah 100 lebih," ujarnya.
Bahkan dalam karya terakhir, almarhumah mengangkat karya yang sangat lekas dengan budaya Islam. "Karya-karya terakhir ibu Trisutji sangat lekat dengan budaya Islam, dan memang CD saya terakhir dengan musiknya berjudul Islamic Inspirations," ujarnya.
Ketika dihubungi Republika, Ananda mengungkapkan sejak 20 tahun, terakhir karya-karya almarhumah memang mengeksplorasi tentang Islam seperti Isra Miraj, sepanjang Ramadhan, Nuzulul Quran, Idul Adha, melodi malam takbir dan azan. "Selama 20 tahun terakhir, memang beliau lebih religius," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (21/3).
Menurutnya, memang setiap orang dalam periode hidupnya ingin lebih mengeksplor banyak hal, begitu juga dengan almarhumah. Sebagai seorang seniman almarhumah juga melihat itu. Dalam karya terakhir, almarhumah ingin menggambarkan bagaimana Islam sebagai agama yang damai dan indah. "Jadi lebih eksplorasi keindahan dari agama Islam dan even-evennya seperti Isra Miraj."
Dia mengungkapkan tahun-tahun sebelumnya karya almarhumah lebih ke arah alam. Ada karya dengan nuansa selat Sunda, yaitu suatu kumpulan karya dari 1990 sampai tahun 2000-an. Ada pula karya tentang Nyanyian Samudra, Cumbuan Bulan dan laut juga karya tentang angin barat. "Beliau memang punya rumah peristirahatan di Anyer. Karya-karya bertema alam tersebut dibuat di Anyer."
Ada juga karya tentang serenada seorang pengemis yang mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari. "Masih ada rekaman saya yang belum released," tambahnya.
Sang maestro disemayamkan di rumah duka di Jalan MPR V no.15, Cilandak Barat (daerah Cipete), Jakarta Selatan. Jenazah telah dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.