Anak Candu Gawai, Nasyiatul Aisyiyah Ingatkan Peran Keluarga

Nasyiatul Aisyiyah mengajak keluarga memiliki ikatan yang kuat.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Anak Candu Gawai, Nasyiatul Aisyiyah Ingatkan Peran Keluarga. Psikiater memeriksa pasien anak yang mengalami kecanduan gawai di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (18/3). Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat Elly Marliyani mengatakan, jumlah pasien rawat jalan pada Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Provinsi Jawa Barat pada bulan Januari hingga Februari 2021 sebanyak 14 pasien yang mengalami masalah kejiwaan dan lima pasien murni adiksi atau kecanduan penggunaan gawai. Foto: Republika/Abdan Syakura
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak dari berbagai daerah dilaporkan kecanduan gawai dan gim hingga masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Sepanjang 2020 ada 100 lebih anak dan remaja yang menjalani rawat jalan akibat kecanduan gawai di RSJ yang ada di Bandung Barat, Jawa Barat.

Baca Juga


Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini mengatakan, Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam sangat prihatin melihat kondisi ini. Ia juga sudah mengecek fenomena anak kecanduan gawai dan gim ke Nasyiatul Aisyiyah Provinsi Jawa Barat.

"Kami tentunya tidak tinggal diam artinya berusaha turut membantu, walaupun kami belum bisa membantu penanganan anak tersebut, paling tidak kami membantu dalam mengedukasi (keluarga), mencegah (dampak buruk gawai) dan (memberi) penguatan keluarga," kata Diyah kepada Republika.co.id, Selasa (23/3). 

Ia menyampaikan Nasyiatul Aisyiyah memiliki program keluarga muda tangguh. Salah satu pilarnya adalah tanggap bencana. Sebab di masa pandemi Covid-19 ini harus menguatkan keluarga dan tanggap terhadap bencana.

Bencananya tidak berupa pandemi saja, tapi juga muncul bencana lain misalnya bencana sosial dan ekonomi serta kekerasan yang ada di masyarakat atau keluarga. Maka harus dipahami keluarga adalah pondasi yang penting untuk tanggap bencana.

"Mereka (keluarga) harus merespons, tidak gagap, tidak ketakutan, tidak panik (saat menghadapi bencana), tapi merespons dengan menguatkan fungsi keluarga dan komunikasi antarkeluarga," ujarnya.

Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah juga menyampaikan jika RSJ di Bandung Barat membutuhkan bantuan dari ormas, Nasyiatul Aisyiyah siap membantu. Sebab banyak kader Nasyiatul Aisyiyah yang menjadi psikolog dan sering mendampingi anak-anak.

 

 

Diyah juga menyampaikan, Nasyiatul Aisyiyah tetap akan mengedukasi masyarakat tentang bahaya gawai dan melakukan penguatan kepada keluarga. Paling tidak keluarga di Nasyiatul Aisyiyah dan keluarga di lingkungan sekitar kader Nasyiatul Aisyiyah.

Nasyiatul Aisyiyah mengajak keluarga di seluruh Indonesia agar memiliki ikatan yang kuat. Serta bisa mendampingi dan mengasuh anak dengan tepat di masa pandemi.

"Karena pola pengasuhan yang selama ini kita anut itu gagal sekali diterapkan ketika pandemi, karena orang tua yang seharusnya sudah siap secara emosional, siap secara psikis, namun terguncang karena terdampak," jelasnya.

Selain itu, keluarga perlu mengembalikan istilah jam main anak, caranya dengan interaksi atau penyegaran di lingkungan sekitar. Tidak mesti dengan jalan-jalan atau rekreasi ke tempat yang jauh, yang terpenting anak-anak bisa eksplorasi diri dan lingkungan. Hal itu mungkin bisa sedikit mencegah anak kecanduan gawai dan gim.

"Ada beberapa pendapat yang mengatakan setelah masa pandemi ini kita akan kehilangan generasi karena mereka kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar selama masa pandemi ini, tapi saya meyakini ini bisa kita antisipasi, apabila orang tua itu juga tanggap dan bisa memenuhi hak anak dengan eksplorasi di lingkungan sekitar itu," jelas Diyah.

Diyah juga mengajak berbagai pihak menggerakkan literasi keluarga secara bersama-sama. Keluarga harus mengkaji, membaca dan menulis di masa pandemi ini. Supaya bisa berinteraksi dengan pengetahuan baru yang tidak dapat dari sekolah, tapi bisa juga didapat dari buku, televisi dan tempat lain. Kemudian pengetahuan itu implementasikan dalam kehidupan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler