Benarkah Terduga Teroris yang Ditangkap Terkait FPI?
Polisi masih menyelidiki kaitan terduga teroris dengan pelaku bom Makassar.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Ali Mansur, Antara
Penangkapan dua terduga teroris di Condet, Jakarta Timur, membawa sejumlah fakta baru dari insiden peledakan bom Makassar. Temuan sejumlah atribut Front Pembela Islam (FPI) menimbulkan pertanyaan, adakah kaitan dari terduga teroris di Condet dengan Habib Rizieq Shihab?
Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Enam Laskar FPI, Abdullah Hehamahua, menanggapi ditangkapnya terduga teroris dengan kepemilikan barang bukti berupa atribut dari FPI. Ia menuding ada operasi intelijen di balik peristiwa ledakan di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kita sudah tahu itu lah dari zaman masih Orba sampai sekarang, kalau Anda mau yakin baca disertasi Dr. Busyro Muqoddas tentang operasi intelijen. Semua itu adalah operasi intelijen untuk mengalihkan perhatian terhadap TP3 mengalihkan perhatian terhadap HRS maka ada bom," ujar Abdullah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/3).
Tudingan adanya operasi intelijen diungkapkannya bukan tak berdasar. Sebab para terduga pelaku teror dapat dengan cepat ditangkap, hanya berselang satu hari usai ledakan di Makassar.
"Coba Anda perhatikan bom pagi, siang ditangkap. Enam orang (FPI) dibunuh sudah berapa bulan tidak tahu siapa pembunuhnya, itu bukti operasi intelijen," ujar Abdullah.
Salah satu tim kuasa hukum Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar, mengatakan temuan atribut FPI di rumah terduga teroris di Condet tak bisa dikaitkan dengan keterlibatan organisasi masyarakat (ormas) tersebut. Aziz mengungkapkan alasan mengapa temuan atribut FPI itu tidak lantas membuktikan adanya kaitan dalam kegiatan terorisme mengingat ormas tersebut sudah dibubarkan.
"FPI sudah bubar dan atributnya banyak di mana-mana," kata Aziz Yanuar di depan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa.
Baca juga : Condet Bukan Teroris
Aziz menambahkan bahwa kliennya sudah mengetahui kabar mengenai penemuan atribut FPI di rumah terduga teroris. Meski demikian, sebagai kuasa hukum dia tidak berhak mencampuri lebih lanjut mengenai hal tersebut.
"Masih belum ada arah ke sana, kita kapasitasnya sebagai kuasa hukum tidak mencampuri urusan internal organisasi," ujarnya.
Polisi juga masih menyelidiki keterkaitan terduga teroris yang ditangkap kemarin dengan FPI. Sejauh ini polisi menemukan bukti kehadiran dua terduga teroris di sidang Habib Rizieq Shihab.
Menurut Yusri pendalaman itu dilakukan karena polisi mendapatkan foto dua terduga teroris yang menghadiri sidang Habib Rizieq Shihab beberapa waktu dan juga kegiatan FPI.
"Apakah ada korelasinya dengan ormas terlarang, ini memang ada barang bukti di situ ada foto-foto HH (terduga teroris di Condet) dan ZZ (terduga teroris ditangkap di Bekasi) mengikuti sidang ini masih kita dalami korelasinya," ujar Yusri, Selasa (30/3).
Namun baginya terlalu dini untuk menyimpulkan ada kaitan antara terduga dengan FPI. Meskipun saat penggeledahan Senin kemarin ditemukan sejumlah atribut FPI, seperti seragam dan juga buku-buku FPI. Karenanya Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri akan melakukan penyelidikan terkait penemuan atribut FPI tersebut.
"Jika ada keterkaitan itu kan sebagai temuan awal akan didalami oleh Densus 88. Nanti perkembangannya Pak Yusri dan tentunya Divhumas dan Densus 88 akan memberikan penjelasan terkait dengan perkembangan hasil penyididikan," kata Yusri.
Baca juga : TP3 FPI Dorong DPR Bentuk Pansus Hak Angket
Kemudian dalam penggeledahan terduga teroris tersebut, juga diamankan lima bom aktif dengan kemasan botol kecil sekitar 200 ml yang sudah dirakit di kediaman ZA. Bom tersebut, kata Yusri, ahan utamanya adalah TATP yang memiliki ledakan berjenis high explosive. Termasuk juga beberapa bahan peledak dan juga berbagai macam senjata tajam.
"Ada bahan baku lagi yang dibuat TATP, ini high explosive, di Condet juga ditemukan 2 kilogram ebih TATP dan bahan baku lain," ungkap Yusri.
Tim Densus 88 Polri kini tengah menyelidiki dugaan keterkaitan antara empat terduga teroris yang ditangkap di Bekasi dan Condet dengan pelaku peledakan bom di Makassar, Sulawesi Selatan. Meski demikian Yusri mengatakan penyidik belum menemukan kaitan antara keduanya.
"Ada yang menanyakan adakah keterkaitan dengan bom Makassar di Gereja Katedral? Sampai dengan saat ini masih belum ditemukan ada keterkaitan," kata Yusri.
Dijelaskan Yusri, berdasarkan hasil penyelidikan hingga saat ini kedua kelompok tersebut bergerak secara terpisah. Penyelidikan terhadap dugaan kaitan antara kedua kelompok teroris tersebut akan terus berjalan.
"Informasi sampai dengan saat ini memang masih bergerak kelompok sendiri saja, tapi ini masih didalami terus karena barang bukti yang ditemukan cukup banyak," tambahnya.
Densus 88 Anti Teror Polri pada Senin meringkus empat orang teroris yakni ZA (37), BS (43) dan AJ (46) yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat dan HH (56) yang ditangkap di Condet, Jakara Timur. Keempatnya ditangkap saat kepolisian melakukan operasi antiteror setelah insiden serangan bom Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Ahad pagi.
Terduga teroris inisial ZA dibekuk di Cikarang, Cibarusa, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, HH ditangkap di Condet, Jakarta Timur. AJ di Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan, dan BS di Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara.
Keempat orang tersebut memiliki perannya masing-masing dan saat ini masih dilakukan pendalaman Densus 88 Antiteror Polri. Salah satunya, HH orang yang memiliki peran penting sebagai penggerak terhadap tiga terduga teroris lainnya. HH diduga sebagai motivator dan fasilitator penggerak dalam kelompok.
Terduga teroris ZA berperan membeli bahan baku dan bahan peledak. Ia juga memberitahukan cara pembuatan dan cara mencampurkan cairan-cairan kimia kepada terduga teroris lainnya. Kemudian BS berperan mengetahui cara membuat bahan peledak. Sementara AJ berperan mengetahui dan membantu ZA dalam membuat bahan peledak. Bahkan keduanya pernah mengikuti beberapa pertemuan dalam rangka melakukan teror dengan bahan peledak.
HH dicurigai adalah otak di balik rencana pengeboman. Karena dia diketahui merencanakan dan mengatur pembuatan bersama ZA. Kemudian ia juga menghadiri pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan amaliyah. Bahkan, HH membiayai dan mengirim video berisi teknis pembuatan bahan peledak ke tiga rekannya.
Total ada ada 13 terduga teroris diamankan oleh Tim Densus 88 Anti Teror di empat provinsi. Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Sulawesi Selatan, Senin, mengatakan 13 terduga teroris itu ditangkap di wilayah Makassar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jakarta, dan Bekasi.
Jenderal bintang empat itu menambahkan, saat ini Polri bersama Tim Densus 88 Anti Teror terus melakukan upaya-upaya penangkapan dan pengamanan baik di wilayah Makassar, Jakarta, Mataram, dan Bekasi. Sigit mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak perlu panik, karena Kapolisi akan mengusut tuntas peristiwa teror tersebut dan mengejar kelompok-kelompok teroris.
Kemarin, temuan atribut maupun kartu anggota FPI atas nama HH tersebut diperlihatkan saat konferensi pers penangkapan empat tersangka teroris yang dipimpin oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Fadil Imran di Polda Metro Jaya.
Meski demikian, Fadil belum menjelaskan secara perinci perihal dugaan keterlibatan anggota FPI tersebut. "Semua barang bukti di tempat kejadian perkara menjadi temuan awal yang akan didalami tim Detasemen Khusus 88 Polri," kata Fadil. Ia mengatakan, kepolisian akan menyampaikan kepada publik apabila memang ditemukan keterlibatan FPI dalam jaringan teroris tersebut.