Tim akan Verifikasi Bangunan Terdampak Rel Layang Solo

Ratusan bangunan tersebut berada di atas lahan milik PT KAI.

Rep: Binti Sholikah Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Tim Penilai Aset dijadwalkan melakukan pendataan dan verifikasi terhadap ratusan bangunan yang terdampak pembangunan rel layang (elevated railway) di Solo mulai Selasa (6/4). Ratusan bangunan tersebut berada di atas lahan milik PT KAI.

Ratusan warga terdampak telah mendapatkan sosialisasi pekan lalu. Ratusan bangunan tersebut selama ini digunakan untuk hunian maupun lokasi usaha.

Kepala Bagian Pemerintahan, Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Haryono Bambang, menyatakan telah menyelesaikan sosialisasi kepada 535 KK pemilik bangunan di atas lahan PT KAI di kelurahan Joglo, Nusukan, dan Gilingan akhir pekan lalu. Tahap selanjutnya berupa pengecekan 535 bangunan oleh Tim Penilai Aset berupa pendataan dan verifikasi.

"Nanti tim akan berkunjung ke rumah pemilik bangunan terdampak. Kami meminta agar pemilik bangunan berada di rumah saat pengecekan sesuai jadwal yang sudah ditentukan," kata Haryono kepada wartawan, Senin (5/4).

Haryono menyebut, pendataan dan verifikasi akan dilaksanakan secara bertahap per kelurahan mulai Selasa hingga Senin (12/4). Tim pendataan dan verifikasi tersebut terdiri dari Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jawa Tengah, dibantu tim terpadu, serta Sekretariat Pelaksana Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan.

Baca Juga



Berdasarkan jadwal dari Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Wilayah Jawa Tengah, pendataan dan verifikasi dimulai dari Kelurahan Joglo menyasar 73 KK terdampak pada Selasa. Selanjutnya, sebanyak 240 KK terdampak di Kelurahan Nusukan bakal menerima kunjungan pada Rabu-Kamis (7-8/4). Sedangkan 222 KK terdampak di Kelurahan Gilingan akan diverifikasi pada Jumat (9/4) dan Senin (12/4).

Nantinya, dalam pendataan tersebut, para pemilik bangunan akan diminta menyebutkan luas dan batas-batas bangunan yang dimiliki. Mereka juga diminta mendampingi tim penilai aset selama melakukan pengecekan aset. Sebab, penilaian tersebut mencakup segala hal mulai dari pagar hingga tanaman. "Tanaman hias tidak masuk penilaian karena bisa dipindah. Hanya tanaman yang ditanam di tanah yang dinilai," ungkapnya

Dia juga meminta agar warga yang belum didatangi tim penilai aset tidak membongkar bangunan mereka. Sebab, hal itu akan berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai. "Kalau uangnya sudah turun silakan dibongkar. Nanti barang-barang yang bisa dimanfaatkan kembali boleh diminta oleh warga," ucap Haryono.

Haryono berharap agar warga terdampak bisa kooperatif selama pelaksanaan pendataan dan verifikasi aset. Sehingga pelaksanaan pembangunan elevated railway berjalan sesuai rencana. Pada tahap awal, pemerintah pusat akan membangun singgle elevated railway yang rencananya dimulai Juli 2021.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler