AS Prihatin dengan Penumpukan Tentara Rusia di Perbatasan
Rusia membantah menumpuk pasukannya di perbatasan Ukraina.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, bahwa Washington telah meminta Rusia untuk menjelaskan provokasinya di perbatasan dengan Ukraina, Senin (5/4). Ini terjadi di tengah peningkatan aktivitas militer Rusia.
Seperti dilansir laman Daily Sabah, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, AS akan prihatin dengan segala upaya Moskow untuk mengintimidasi Ukraina. Hal ini ditekankan baik itu terjadi di dalam wilayah Rusia atau di dalam Ukraina.
Sebelumnya pada hari sama, Rusia mengatakan, tengah melakukan kontak tingkat tinggi dengan AS tentang ketegasan atas Ukraina. Rusia pun menepis kekhawatiran penumpukan militer Rusia.
Presiden AS Joe Biden telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Jumat pekan lalu. Biden menawarkan dukungan tak tergoyahkan setelah negara-negara Barat dan NATO menyuarakan keprihatinan atas pergerakan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
Baru-baru ini, ada lonjakan kekerasan di wilayah Donbass timur Ukraina, tempat pasukan Kyiv memerangi pasukan separatis yang didukung Rusia dalam konflik yang diperkirakan telah menewaskan 14 ribu orang sejak 2014.
"Kami berhubungan dengan Amerika, ini terjadi pada tingkat tinggi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov seperti dikutip oleh kantor berita Interfax.
Dia menuduh Ukraina gagal menerapkan perjanjian di wilayah tersebut. "Jika rekan-rekan Amerika kami prihatin tentang hal ini, itu akan sangat membantu menstabilkan situasi," katanya.
Ukraina, negara-negara Barat dan NATO menuduh Rusia mengirimkan pasukan dan senjata berat untuk menopang proksi di Donbass yang merebut sebagian wilayah timur Ukraina pada 2014. Rusia mengatakan, pihaknya hanya memberikan dukungan politik dan kemanusiaan kepada pejuang separatis dalam apa yang dianggapnya sebagai konflik internal.
Ukraina selama akhir pekan menargetkan beberapa perusahaan Rusia dengan sanksi sebagai bagian dari apa yang dikatakannya sebagai larangan penyelundupan. Pada Senin, Kremlin mengatakan, Moskow akan menanggapi sanksi tersebut.
Ia juga mengatakan terserah Moskow untuk memindahkan militernya di Rusia sesuai keinginannya dan bahwa gerakan itu tidak menimbulkan ancaman bagi Kyiv.