China dan Korsel Tolak Jepang Buang Air Fukushima ke Laut

Korsel dan Taiwan juga menyatakan keprihatinan yang serius terhadap air Fukushima

EPA-EFE/JIJI PRESS
Pemandangan udara menunjukkan tangki berisi air yang terkontaminasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang mengalami kerusakan pada 11 Maret 2011, di prefektur Fukushima, timur laut Jepang, 14 Februari 2021 (diterbitkan kembali 13 April 2021).
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang akan membuang lebih dari 1 juta ton air yang terkontaminas dari stasiun nuklir Fukushima ke laut. Pelepasan air itu mendapatkan pertentangan dari China dan Korea Selatan (Korsel).

Baca Juga


"Tindakan ini sangat tidak bertanggung jawab, dan akan sangat merusak kesehatan dan keselamatan publik internasional, dan kepentingan vital orang-orang di negara tetangga," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan.

Korsel dan Taiwan juga menyatakan keprihatinan yang serius terhadap pelepasan air yang terkontaminasi tersebut. Korsel mengatakan, pelepasan air itu dapat merusak lingkungan

"Kami menyatakan keprihatinan serius bahwa keputusan tersebut dapat membawa dampak langsung dan tidak langsung pada keselamatan orang-orang kita dan lingkungan sekitarnya, dan itu akan meningkatkan pengukuran dan pemantauan radiologisnya sendiri," ujar pernyataan Korsel.

Serikat nelayan di Fukushima telah mendesak pemerintah untuk tidak melepaskan air yang terkontaminasi ke lautan. Mereka beralasan hal itu akan menimbulkan dampak bencana pada industri.

Sebuah artikel Scientific American melaporkan pada 2014 bahwa, tritium yang tertelan dapat meningkatkan risiko kanker, sementara beberapa ahli mengkhawatirkan kontaminasi lainnya. Air tersebut saat ini mengandung sejumlah besar isotop berbahaya meskipun telah diolah selama bertahun-tahun.

"Perhatian saya adalah tentang kontaminasi radioaktif non-tritium yang masih tertinggal di tangki pada tingkat tinggi," kata ilmuwan senior di Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts, Ken Buesseler.

"Semua kontaminan lain memiliki risiko kesehatan yang lebih besar daripada tritium dan lebih mudah terakumulasi dalam sedimen makanan laut dan dasar laut,” tambah Buesseler, yang telah mempelajari perairan di sekitar Fukushima.

 

Pemerintah Jepang menekankan, air yang terkontaminasi akan melalui proses penyaringan dan pengenceran sebelum dilepas ke lautan. Operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power (Tepco) mulai menyaring air untuk menghilangkan isotop berbahaya, membangun infrastruktur dan memperoleh persetujuan peraturan. Tepco berencana menyaring air yang terkontaminasi untuk menghilangkan isotop dan hanya menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. 

Tepco kemudian akan mengencerkan air sampai tingkat tritium turun di bawah batas regulasi, sebelum memompanya ke laut. Tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena tidak mengeluarkan energi yang cukup untuk menembus kulit manusia. Pembangkit nuklir lain di seluruh dunia secara rutin memompa air dengan kadar isotop rendah ke laut.

Jepang mengatakan bahwa, pelepasan air diperlukan untuk melanjutkan penonaktifan fasilitas nuklir yang lumpuh oleh gempa bumi dan tsunami pada 2011. Jepang menambahkan, air yang terkontaminasi yang telah disaring  secara rutin dilepaskan dari pembangkit nuklir di seluruh dunia. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler