Sejarah Hari Ini: Ledakan Bom Oklahoma Tewaskan 168 Orang

Deplu AS tidak membahas kemungkinan serangan teroris di bom Oklahoma

wikimedia.org
Petugas sedang mengevakuasi korban ledakan bom truk di luar Gedung Federal Alfred P Murrah di Oklahoma City, Negara Bagian Oklahoma, Amerika Serikat (AS). Peristiwa ledakan bom truk ini terjadi pada 19 April 1995 silam.
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, OKLAHOMA CITY - Pada 19 April 1995, sebuah bom mobil meledak di sebuah gedung pemerintah di Oklahoma City. Ledakan tersebut menewaskan sekurangnya 168 orang termasuk 19 anak-anak di sebuah penitipan anak.

Baca Juga


Sementara itu, sedikitnya 500 orang terluka. Tim penyelamat membutuhkan waktu hampir enam pekan untuk memulihkan tubuh semua korban dari puing-puing.

Dalam pidato penuh emosional, Presiden Amerika Serikat (AS) kala itu Bill Clinton bersumpah akan memberikan hukuman cepat, pasti dan berat bagi mereka yang bertanggung jawab atas insiden bom tersebut.

"Amerika Serikat tidak akan mentolerir dan saya tidak akan membiarkan rakyat negara ini diintimidasi oleh pengecut yang jahat," ujar Clinton pada konferensi pers Gedung Putih malam setelah bom meledak, dilansir laman BBC History, Senin (19/4).

Ledakan itu terjadi tepat setelah pukul 09.00 waktu setempat ketika sebagian besar pekerja berada di kantor. Ledakan menghancurkan fasad Gedung Alfred Murrah berlantai sepuluh.

Seorang yang selamat mengatakan, dia mengira terjadi gempa. "Saya tidak pernah mendengar sesuatu yang begitu keras. Itu adalah suara yang mengerikan gemuruh seluruh bangunan runtuh," kata dia.

Kala itu terjadi adegan kekacauan saat paramedis merawat yang terluka di trotoar, sementara oetugas penyelamat berjuang untuk menggali mereka yang masih terjebak di reruntuhan. Bangunan itu juga menampung anak-anak di lantai dua serta jaminan sosial, bea cukai, pertanian, dan Biro Federal Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api (ATF).

Beberapa agen federal mencatat bahwa ATF meningkatkan operasi dua tahun lalu yang mengakhiri pengepungan kultus David Koresh Cabang Davidian di Waco, Texas. Namun anggota sekte yang memperingati pengepungan tersebut dengan marah menyangkal adanya hubungan apa pun.

Departemen Luar Negeri tidak membahas kemungkinan insiden ledakan bom mobil menjadi serangan teroris, tetapi polisi FBI dan Oklahoma mengeluarkan peringatan untuk tiga pria yang diyakini berasal dari Timur Tengah mengendarai truk pickup Chevrolet berwarna coklat.

 

Sheikh Omar Abdel Rahman dan sepuluh pendukungnya pada tahun itu diadili atas pengeboman World Trade Center pada Februari 1993. Gedung-gedung pemerintah di Washington dan di seluruh AS telah disiagakan. Kantor federal di Wilmington, Boston dan Rochester dievakuasi setelah terjadi ancaman bom.

Timothy McVeigh, seorang veteran Perang Teluk berusia 33 tahun, dihukum atas serangan itu dan dijatuhi hukuman mati dengan suntikan mematikan setelah persidangan dua bulan. Dia dieksekusi di penjara federal Terre Haute di Indiana pada 11 Juni 2001.

Motif serangan adalah pembalasan terhadap Pemerintah AS atas akhir pengepungan berdarah di dekat Waco, Texas, yang menewaskan 82 anggota sekte Branch Davidian. Pada Desember 1997, mantan rekan militernya Terry Nichols dihukum karena pembunuhan dan konspirasi serta dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Orang ketiga, Michael Fortier, mengaku mengetahui sebelumnya tentang pemboman tersebut dan dijatuhi hukuman 12 tahun setelah setuju menjadi saksi kunci untuk penuntutan. Pada tahun 2000, tugu peringatan bagi para korban dibuka oleh Presiden Clinton di lokasi pemboman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler