Pasukan Asing Serahkan Peralatan Militer kepada Afghanistan

Penarikan pasukan asing dari Afghanistan dijadwalkan akan dimulai pada 1 Mei

AP PHOTO
Pasukan koalisi NATO yang dipimpin AS di Afghanistan
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Komandan pasukan asing di Afghanistan, Jenderal Angkatan Darat AS Scott Miller mengatakan, penarikan pasukan asing, dan penyerahan pangkalan serta peralatan militer kepada pasukan Afghanistan telah dimulai. Miller mengatakan, dia bertindak berdasarkan keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mengakhiri perang di Afghanistan.

Baca Juga


Miller memimpin pasukan AS dan NATO Resolute Support Mission di Afghanistan, dalam perang melawan Taliban dan kelompok bersenjata lainnya sejak 2018. Miller mengatakan, pasukan asing akan terus memiliki sarana dan kemampuan militer untuk melindungi diri mereka sendiri selama perang. Pasukan asing akan mendukung pasukan keamanan Afghanistan. 

"Saya memiliki kesempatan untuk berbicara dengan anggota Taliban dengan Komisi Politik Taliban, dan saya telah memberi tahu mereka bahwa kembali ke kekerasan, akan menjadi tragedi bagi Afghanistan dan rakyat Afghanistan," ujar Miller.

Penarikan pasukan asing dijadwalkan akan dimulai pada 1 Mei, sejalan dengan kesepakatan dengan Taliban pada 2020. Presiden Biden memberikan batasan waktu bahwa penarikan pasukan asing akan berjalan hingga 11 September.

"Saat kami mundur ke nol pasukan AS, kami akan menyerahkan pangkalan (militer) terutama kepada Kementerian Pertahanan (Afghanistan) dan pasukan Afghanistan lainnya," kata Miller.

Miller menambahkan bahwa, Taliban telah berkomitmen untuk memutuskan hubungan mereka dengan Alqaeda. Hubungan pemerintah Taliban terhadap Alqaeda adalah alasan utama invasi AS ke Afghanistan, setelah serangan September 2001.

Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Januari mengatakan, terdapat 500 pejuang Alqaeda di Afghanistan, dan Taliban mempertahankan hubungan dekat dengan mereka. Taliban menyangkal kehadiran Alqaeda di Afghanistan.

Taliban memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001. Mereka kemudian digulingkan oleh pasukan pimpinan AS. Sejak itu, Taliban telah melancarkan pemberontakan jangka panjang dan sekarang menguasai sebagian besar wilayah.

 

Biden menetapkan batas waktu untuk menarik 2500 pasukan AS yang tersisa di Afghanistan pada 11 September, tepat 20 tahun setelah serangan Alqaeda di AS. Namun menarik diri tanpa kemenangan yang jelas dapat membuka kritik bahwa penarikan tersebut merupakan pengakuan de facto atas kegagalan strategi militer Amerika.

“Itu tidak pernah dimaksudkan sebagai pekerjaan multi-generasi. Kami diserang. Kami berperang dengan tujuan yang jelas. Kami mencapai tujuan itu. Dan inilah waktunya untuk mengakhiri perang selamanya," ujar Biden.

Biden mencatat bahwa pemimpin Alqaeda Osama bin Laden telah dibunuh oleh pasukan AS pada 2011. Biden mengatakan, Alqaeda saat ini telah terdegradasi di Afghanistan.

Perang di Afghanistan telah merenggut nyawa 2.448 anggota tentara Amerika dan menghabiskan sekitar 2 triliun dolar AS. Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada 2011, dengan lebih dari 100.000.

Pemerintahan mantan Presiden Donald Trump menetapkan tenggat waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 1 Mei. Pemerintahan Biden akan mulai menarik pasukan secara bertahap pada 1 Mei dan berakhir pada 11 September.

“Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republikan. Dua Demokrat. Saya tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima," ujar Biden.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler