AS Imbau Warganya Tinggalkan India

India terus melaporkan peningkatan kasus Covid-19.

AP/Dar Yasin
Seorang pria Kashmir menerima vaksin COVISHIELD untuk COVID-19 di pusat kesehatan primer di Srinagar, Kashmir yang dikendalikan India, Rabu, 28 April 2021. India, negara berpenduduk hampir 1,4 miliar orang, Rabu menjadi negara keempat yang melewati 200.000 kematian.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Amerika Serikat (AS) menyarankan warganya yang berada di India untuk segera pergi dari negara tersebut. Hal ini dilakukan karena India terus melaporkan rekor kasus maupun kematian akibat Covid-19.

Sebuah peringatan di situs kedutaan besar AS mengingatkan, bahwa akses ke semua jenis perawatan medis menjadi sangat terbatas di India karena lonjakan kasus Covid-19. Angka kasus kematian telah meningkat tajam. "Warga AS yang ingin meninggalkan India harus memanfaatkan pilihan transportasi komersial yang tersedia sekarang," bunyi situs tersebut seperti dikutip laman The Guardian, Kamis (29/4).

Departemen Luar Negeri AS juga menyarankan warga AS untuk tidak melakukan perjalanan ke India atau pergi segera. Langkah itu dilakukan ketika AS mengatakan telah mengirimkan pasokan senilai lebih dari 100 juta dolar AS ke India, termasuk hampir satu juta tes cepat pada penerbangan pertama.

India berada dalam gelombang kedua yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jumlah kasus Covid-19 yang meningkat tajam membuat pasokan oksigen menjadi langka di beberapa negara bagian.

Baca Juga


Begitu pun krematorimnya yang dipenuhi dengan jenazah orang-orang yang meninggal karena Covid-19. Pihak krematorium di Delhi semisal, terpaksa membangun tumpukan kayu pemakaman darurat di petak-petak lahan cadangan.

Menyoal bantuan AS, Gedung Putih mengatakan, penerbangan pasokan pertama akan tiba pada Kamis di New Delhi dengan pesawat militer, beberapa hari setelah Presiden Joe Biden berjanji untuk meningkatkan bantuan. Pengiriman pertama mencakup 960 ribu tes cepat, yang dapat mendeteksi Covid dalam 15 menit, dan 100 ribu masker N95 untuk petugas kesehatan garis depan.

Gedung Putih mengatakan, total bantuan pada penerbangan dalam beberapa hari mendatang akan bernilai lebih dari 100 juta dolar AS dan akan mencakup 1.000 tabung oksigen yang dapat diisi ulang serta 1.700 konsentrator yang menghasilkan oksigen untuk pasien dari udara.

"Sama seperti India mengirim bantuan ke Amerika Serikat ketika rumah sakit kami tegang di awal pandemi, Amerika Serikat bertekad untuk membantu India pada saat dibutuhkan," kata pernyataan Gedung Putih.

Gedung Putih mengatakan pihaknya juga mengirim pasokan ke India untuk memproduksi lebih dari 20 juta dosis vaksin. Gedung Putih juga telah berjanji pada Ahad untuk membebaskan material agar India memproduksi Covishield, versi AstraZeneca yang berbiaya rendah.

Biden mengatakan, AS juga akan mengirimkan ke luar negeri hingga 60 juta dosis vaksin AstraZeneca yang telah diproduksi, tetapi masih belum jelas berapa banyak yang akan dikirim ke India.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler