Lakon Hoaks Babi Ngepet yang Bikin Gaduh

Lakon Hoaks Babi Ngepet yang Bikin Gaduh

Lakon Hoaks Babi Ngepet yang Bikin Gaduh
Rep: Koiyudh Red: Retizen
Sumber: Pinterest (Malaysian patterns/Nina Rupena)

"Babingepet". Jujur, aku sebenarnya agak risih menggunakan dua kata ini. Namun,karena ia sudah menjadi kata kunci populer beberapa hari ke belakang ini dijagat maya, aku ingin sedikit membahas dan merangkumnya.


Sepertiyang mungkin kalian ketahui, kabar penangkapan 'babi ngepet' di kawasanBedahan, Sawangan, Kota Depok, bikin gaduh sejak pekan lalu. Babi"jadi-jadian" itu dikabarkan tertangkap pada Selasa (27/4/2021) dinihari setelah warga mengintai sosok mencurigakan mengenakan jubahhitam. Penangkapan konon dilakukan dengan ritual khusus. Beberapaorang disebut menanggalkan busana untuk bisa melihat dan menangkapnya.

Usaipenangkapan, babi bersosok hitam yang ditaruh di kandang itu pun kemudiandirekam dalam sebuah video lalu viral di media sosial. Informasi itu sontakbikin heboh. Kabarnya makin ramai setelah media massa ikut melaporkannya.

Laiknya berita lain, awak media pun mencoba menelusuri "fakta-fakta" soalkabar tersebut. Dalam hitungan hari, sejumlah kesaksian muncul. Mulai daricerita soal kronologis kejadian, pengakuan warga yang merasa kehilangan uang,hingga liputan sosok berinisial AI yang disebut salah satu "tokoh"setempat yang pemimpin penangkapan itu.

Yangmenarik, seolah ikut memperkaya jalan cerita, adalah pengakuan seorang ibubernisial W di kawasan itu. Ia blak-blakan bilang curiga salah satu tetangganyadi daerah itu sebagai dalangnya. Alasannya cuma satu, ia kok melihattetangganya tampak menganggur, tapi kok sugih yah, alias kaya.

Kabarheboh ini pun memantik polemik. Perdebatan marak di jagat maya. Entah berapabanyak yang percaya dengan kabar ini. Namun, tidak sedikit yang memandangnya skeptis.Banyak warganet juga menanggapi tudingan ibu W. Sebagian menilainyaberbahaya, karena menuduh tanpa bukti kuat. Ada yang kritis menyebut, tidak meluluuang dihasilkan dengan pergi bekerja ke kantor. Pasalnya, zaman digital saatini, dari rumah pun bisa menghasilkan uang. Aku termasuk yang setuju dengan pernyataanini.

Apapun ujung perdebatan itu, drama ini akhirnya sampai juga kepada klimaksnya. Tigahari usai viral, Polresto Depok pada Kamis (27/4) membongkar kasusini dan menyatakan "babi ngepet" di Depok ini hoaks alias kabarbohong.

Tokohyang memimpin penangkapan itu, AI, mengakuinya sendiri. Ia memaparkan bagaimana ia 'mendesain' skenario penangkapan 'babi ngepet' tersebut.Menurutnya sandiwara sengaja dibuat untuk membantu dirinyasemakin terkenal. Namun, ia tidak pernahmenyangka lakon karangannya bakal seviral ini.

Polisipun sudah membongkar kuburan babi yang kepalanya sudah dipenggal tak lamasetelah penangkapan. Konon, 'babi ngepet', usai dikubur, bila digali, menjadimanusia lagi. Namun itu tidak ditemukan. Babi malang, yang disebut dibelisecara online seharga Rp 900 ribu, masihlah berbentuk hewan.

AIpun sudah menyatakan minta maaf dan mengaku khilaf. Namun, seperti pepatahbilang, nasi sudah menjadi bubur. Ia pun kini terpaksa melakoni kisah lain dalam hidupnya. Yakni menjalani kehidupan di balik jeruji besi. AI saat ini didakwa dua pasal terkait menimbulkan keonaran. Ia terancam sepuluh tahun penjara.

Polisipun mengatakan telah memeriksa komplotan yang bekerja sama dengan AI. Adapun IbuW sendiri, aparat menilai ia warga biasa yang tidak terlibat langsungdengan kasus hoaks AI. W memang sudah meminta maaf. Namun ia tidakbisa berbuat banyak, membendung kemarahan warga yang kemudian mengusirnya dari kontrakan.

Seperti kisah lakon pada umumnya, menurutku ada beberapa pesan moral yang tersisip dalam 'drama' ini. Salah satunya adalah pentingnya bertabayun atau cek dan ricek pada setiap informasi yang sampai kepada kita. Jangan mudah menyerap kabar sampai terbukti kebenarannya. Yang kedua, mungkin jangan lupa tetap berbaik sangka. Apalagi sampai membuat fitnah. Sebab itu bisa saja berbalik dan merugikan kita.

*Referensi: berbagai sumber

 

sumber : https://retizen.id/posts/10651/lakon-hoaks-babi-ngepet-yang-bikin-gaduh
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler