Muslim Christchurch Berbagi dengan Warga Lokal

Muslim Christchurch berbagi dengan kelompok rentan.

AP Photo/Vincent Yu
Umat Muslim berdoa di taman di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3).
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Awal inisiatif berbagi yang dilakukan Muslim di Christchurch ini bermula dari kebaikan yang mereka terima secara mengejutkan.


Delapan wanita Mxslim saat itu tengah menyantap hidangan di The Raspberry Cafe pada Januari 2021. Saat hendak melakukan pembayaran, mereka diberi tahu jika seseorang telah melunasi tagihan mereka.

Delapan orang ini lantas memutuskan untuk "membayar" kebaikan hati ini. Mereka mendatangi badan amal Kai for the Community. Mereka bekerja sama menyediakan makanan untuk 80 orang rentan di Gereja Baptis Oxford Terrace.

Dr Maysoon Salama, ibu dari Ata Mohammad Ata Elayyan selaku korban serangan teror 15 Maret 2019 lalu, menjadi bagian dari kegiatan berbagi ini. Ia merupakan anggota Majelis Persaudaraan Islam Nasional (NISA).

"Apa yang kami rasakan saat itu adalah tindakan yang sangat baik dan benar-benar menyentuh hati kami. Kami ada delapan orang dan kami berusaha menyediakan makanan untuk 80 orang. Jadi satu tindakan kebaikan akan menghasilkan 10 kali lebih banyak," ujarnya dilansir di Stuff, Ahad (2/5).

 

 

Hingga saat ini, ia dan tujuh orang lainnya disebut masih belum tahu siapa yang membayar tagihan itu. Ia berharap orang tersebut membaca artikel yang beredar untuk mengetahui betapa bersyukurnya mereka.

Salama, yang bekerja sebagai penulis serangkaian buku bergambar anak-anak setelah kematian putranya, mengatakan mereka memutuskan untuk membagi makanan karena Ramadhan merupakan bulan beramal.

Makanan yang dibagikan ini disediakan oleh Dubba Dubba Moroccan Grill Bush milik seorang Muslim di Upper Riccarton. Para relawan menyajikan makanan sebelum waktu berbuka puasa dan bergabung saat makan malam.

 Kai for the Community merupakan badan amal yang didirikan pada 2018. Mereka menyediakan layanan makanan panas dua menu setiap Ahad, serta telah melayani sekitar 3400 orang setiap tahun.

 

Mereka melayani komunitas yang rentan dan menerima semua golongan, terlepas dari situasi atau latar belakangnya. Pendiri badan amal ini, Verity Tearnan, mengatakan mereka memulai kegiatan tersebut karena melihat ada kebutuhan akan layanan makanan di Christchurch.

 

"Kami memiliki sekitar enam relawan dan melayani sekitar 45 hingga 60 orang seminggu. Kini kami telah berkembang menjadi delapan relawan dan mendapatkan dukungan dari organisasi di komunitas," ujarnya.

 

Perbedaan antara layanan makanannya dan yang lain adalah makanan yang mereka tawarkan lebih pas disantap bersama-sama. Mereka bisa berkomunikasi dengan orang lain dan bersosialisasi, sehingga suasana yang dibangun sangat berbeda.

 

 

Tak hanya itu, mereka ingin kelompok dan relawan lain untuk berhubungan dan saling bekerja sama. Adapun layanan yang mereka jalankan hanya berlangsung satu hari dalam seminggu, sehingga siapapun dapat bergabung kapan pun mereka mau.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler