Hal-Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Masuki Dunia Kripto
Selalu lakukan riset mandiri sebelum memutuskan masuk ke pasar uang kripto.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak akhir tahun 2020, Bitcoin (BTC) dan industri mata uang kripto (cryptocurrency) makin banyak diperbincangkan dan menarik perhatian publik. Hal ini tak lepas dari volatilitas harganya, dan teknologi desentralisasi yang dibawa Bitcoin, dan koin-koin kripto lainnya.
Berinvestasi dalam dunia mata uang kripto memang sangat spekulatif dan sebagian besar pasar tidak diregulasi. Siapa pun yang tertarik masuk ke dalamnya, harus siap untuk menanggung risiko kehilangan uang akibat volatilitasnya yang melebihi pasar investasi tradisional.
Dilansir dari Forbes, Kamis (4/3), ada beberapa hal yang harus diperhatikan, ketika rasa tertarik untuk mengenal pasar uang kripto sudah sulit dibendung. Pertama, saat ini Bitcoin lebih banyak dipandang sebagai penyimpan nilai.
Di awal kehadirannya, Bitcoin memang dikenal sebagai alat tukar. Namun, dalam perkembangannya, semakin banyak investor Bitcoin yang melihat Bitcoin sebagai aset digital dan penyimpan nilai.
CEO Micro Strategy, Michael Saylor, menyebut Bitcoin sebagai aset yang langka karena hanya terse dia 21 juta koin saja. "Di dunia keuangan, kita selalu meng inginkan aset yang langka. Dan, Bitcoin adalah emas digital," ujarnya, dikutip dari Bloomberg.
Pada dasarnya, Bitcoin menawarkan kemudahan mengirim kan sejumlah nilai dari satu orang ke orang lain (peer to peer), tanpa perlu memberikan detail sensitif, seperti informasi perbankan dan nomor kartu kredit. Bitcoin juga mudah dipindahkan, tanpa ada nya batasan jumlah, dan tidak terikat dengan entitas atau wilayah tertentu.
Nilainya pun mirip dengan emas, karena bergantung pada aspek penawaran dan permintaan. Berbeda dengan pasar uang tradi sional, pasar uang kripto yang memperdagangkan Bitcoin dan koin-koin lainnya, tidak pernah tutup.
Semua aset kripto diperdagangkan setiap hari, pada semua jam, bahkan pada hari libur. Semua koin yang diperdagangkan juga dapat ditransaksikan sepanjang hari, dengan transaksi diselesaikan melalui blockchain.
Hal inilah yang secara teori digadang-gadang menjadi kelebihan dari teknologi block chain dan sistem ekonomi terdesentralisasi. Karena, sistem perbankan yang saat ini ter sentralisasi kerap membutuhkan waktu untuk menyelesaikan transaksi pada sistem back end mereka.
Namun, dalam praktiknya, ketika kita ingin memperjualbelikan aset kripto saat ini, sebenarnya kita masih memerlukan campur tangan sistem perbankan konvensional. Karena, aplikasi-aplikasi untuk membeli atau menjual mata uang kripto masih memerlukan rekening bank sebagai proses know your customer (KYC).
Mata uang kripto juga membutuhkan lokasi penyimpanan...
Mata uang kripto juga membutuhkan lokasi penyimpanan. Bitcoin dan mata uang lainnya dapat disimpan di bursa atau platform berbasis laman atau aplikasi. Namun, hal itu bisa di bilang bukan cara terbaik, karena berisiko rentan menjadi sasaran peretasan atau pengguna yang secara tidak sengaja lupa kata sandi untuk mengakses akunnya.
Menyimpan koin atau token di dompet kri to pribadi, dapat memberi pengguna lebih banyak kendali atas dana mereka, jauh dari inte raksi pihak ketiga, serta membiarkan pemegang aset mengelola keamanan mereka sendiri. Ada beberapa jenis dompet yang dapat diguna kan, termasuk dompet perangkat lunak (software wallet), dan dompet perangkat keras (hardware wallet).
Dompet perangkat keras untuk menyimpan mata uang kripto, berbentuk seperti USB dan sudah dapat dibeli di beberapa marketplace di Indonesia. Konsep dompet hardware pun saat ini dipandang di industri sebagai salah satu metode penyimpanan yang relatif lebih aman.
Riset mandiri, di mana belajarnya?
Karena mata uang kripto saat ini masih terbilang baru bagi banyak orang, di perlukan usaha tersendiri untuk memahami bagai mana sistem baru ini bekerja. Istilah DYOR atau Do Your Own Research pun menjadi salah satu dasar yang selalu ditekankan para pegiat cryptocurrency.
Saat ini, Twitter, Youtube, dan siniar men jadi sumber informasi yang lengkap bagi yang ingin mulai belajar. Di jagat maya, telah tersedia sekumpulan sumber informasi di untuk membantu para pendatang baru.
Saluran Youtube, contohnya Data Dash milik Nicholas Merten hadir untuk memberi edukasi tentang mempelajari dasar-dasar industri kripto. Selain itu, ada pula Altcoin Daily yang setiap hari memberi rangkuman tentang berbagai berita dan perkembangan dunia criptocurrency dari berbagai belahan dunia dalam kurun waktu 10 menit.
Selain Youtube, Twitter juga menjadi salah satu tempat paling umum untuk menemukan percakapan dan informasi menarik tentang kripto. Nama, seperti Willy Woo (@Woono mics) sudah cukup lama dikenal sebagai analis Bitcoin dan pasar uang kripto.
Dalam salah satu tweet sematannya, Woo mengungkapkan, dalam konteks pengadopsian, Bitcoin saat ini berada di posisi yang sama seperti internet pada 1997. "Hanya saja, Bitcoin menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat. Dengan pola yang ada sekarang, Bitcoin akan memiliki satu miliar pengguna pada empat tahun mendatang. Jumlah yang sama seperti internet pada 2005," ujarnya.
Mempelajari mengenai sebuah sistem keuangan, lengkap dengan teknologinya yang revolusioner, seperti blockchain dan mata uang kripto memang bisa memakan waktu. Termasuk juga, mempelajari tentang praktik keamanan yang tepat dan cara bertransaksi.