7 Perilaku yang Dicintai Allah SWT Seperti Disebutkan dalam Alquran dan Hadits

Allah SWT mencintai hamba-hamba-Nya yang bertakwa.

AP Photo/Armando Franca
Ilustrasi. Allah SWT mencintai hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam Alquran dan hadits, banyak ditemukan tentang perilaku-perilaku yang dicintai Allah SWT. Atas perilaku tersebut pula, Allah SWT akan mengganjar para pelakunya dengan ganjaran yang setimpal.

Al-Fairuz Abadi, dalam kitabnya Al-Bashair Dzawi at-Tamyiz, mengatakan sebagai berikut:

الْقُرْآنُ وَالسُّنَّةُ مَمْلُوءَانِ بِذِكْرِ مَنْ يُحِبُّ اللَّهُ سُبْحَانَهُ مِنْ عِبَادِهِ، وَذِكْرِ مَا يُحِبُّهُ مِنْ أَعْمَاالِهِمْ وَأَقْوَالِهِمْ وَأَخْلَاقِهِمْ

"Alquran dan hadits dipenuhi dengan penyebutan hamba-hamba yang Allah cinta juga perbuatan, perkataan, dan akhlak mereka."”

Berikut ini tujuh akhlak yang dicintai Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Alquran dan hadits: 

Pertama, takwa kepada Allah SWT

Sifat ini merupakan perilaku paling mulia yang disebutkan dalam Alquran dan hadits. Allah SWT berfirman sebagai berikut:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS at-Taubah: 4).

Sementara itu, dalam hadits diungkapkan sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ

Dari Abu Hurairah RA dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Faktor yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga adalah ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang mulia’.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Kedua, tawakal

Allah Ta'ala telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersandar kepada-Nya dan mempercayakan urusan mereka kepada-Nya, karena Dia adalah pengatur urusan mereka, dan Dia adalah penjaga kesejahteraan, penjagaan, dan perlindungan mereka.

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran: 159)

BACA JUGA: Abbas Gembosi Pejuang Gaza yang Korbankan Jiwa Raga, Akhir Keruntuhan Otoritas Palestina?

Ibnu al-Qayyim dalam Bada’I ash-Shana’i mengatakan:

التَّوَكُّلُ مِنْ أَقْوَى الْأَسْبَابِ الَّتِي يَدْفَعُ بِهَا الْعَبْدُ مَا لَا يُطِيقُ مِنْ أَذَى الْخَلْقِ وَظُلْمِهِمْ وَعُدْوَانِهِمْ

“Tawakal adalah salah satu cara terkuat yang dapat digunakan oleh seorang hamba untuk mempertahankan diri dari bahaya, ketidakadilan, dan serangan orang lain yang tak tertahankan.”

Infografis Cara Meraih Cinta Allah SWT - (Republika.co.id)

 

Ketiga, jujur

Ini adalah salah satu perilaku terbesar yang dianjurkan oleh Islam kepada para pengikutnya baik dalam perkataan, jujur dalam perbuatan, dan jujur dalam niat.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي قُرَادٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ يَوْمًا فَجَعَلَ أَصْحَابُابُهُ يَتَمَسَّحُونَ بِوَضُوئِهِ، فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَا يَحْمِلُكُمْ عَلَى هَذَا ؟ " قَالُوا: حُبُّ اللهِ وَرَسُولِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُحِبَّ اللهَ وَرَسُولَهُ، أَوْ يُحِبَّهُ اللهُ وَرَسُولُهُ فَلْيَصْدُقْ حَدِيثَهُ إِذَا حَدَّثَ، وَلْيُؤَدِّ أَمَانَتَههُ إِذَا ائْتُمِنَ، وَلْيُحْسِنْ جِوَارَ مَنْ جَاوَرَهُ

Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Abu Qurad bahwa Nabi SAW berwudhu pada suatu hari, lalu para sahabatnya mulai mengusap diri mereka dengan air wudhu beliau. Nabi SAW menanyakan hal tersebut. “Apa yang membuat kalian melakukan hal ini? Mereka berkata, "Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya." Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin mencintai Allah dan Rasul-Nya, atau dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, hendaklah dia berkata jujur jika dia berbicara, dan amanah jika diberi amanat, dan bertetangga baik dengan orang yang bertetangga dengannya.” (HR al-Baihaqi).

Keempat, malu dan tertutup

Allah SWT mencintai rasa malu dan orang-orang yang menutup aib. dan Dia SWT suka Mahapenutup dan suka menutupi aib hamba-hamba-Nya dan tidak menghukum mereka terlalu cepat.

Allah menyukai ketika seorang Muslim menutupi sesama Muslim jika dia melihat sesuatu yang tidak menyenangkan pada mereka, tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim untuk menyebarkan aib orang beriman, kecuali jika mereka melakukan dosa secara terbuka.

عَنْ يَعْلَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلًا يَغْتَسِلُ بِالْبَرَازِ بِلَا إِزَارٍ فَصَعَدَ الْمِنْبَرَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ

BACA JUGA: Sergapan-Sergapan Mematikan Al-Qassam, 2 Tujuan Akhir, dan Tentara Israel Bertumbangan

Dari Ya'la, bahwa Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki mandi di tanah lapang tanpa memakai sarung. Kemudian beliau naik mimbar, lalu memuji Allah dan bersabda,

"Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla Maha Pemalu dan Tertutup, Dia menyukai sifat malu dan tertutup. Apabila salah seorang di antara kalian mandi, maka hendaknya ia menutupi dirinya." (HR Abu Dawud)

Tanda-tanda Allah mencintai hambanya. - (republika)

 

Kelima, sabar

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran 146).

Baca Juga


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ)

Diriwayatkan dari Anas ibn Malik RA dari Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang ridha (dengan ketetapan Allah –pent), maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak ridha, maka Allahpun tidak akan ridha kepadanya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Keenam, bersikap adil

وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (QS Al-Maidah: 42).

Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim, orang-orang yang adil termasuk tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan kelak di akhirat, saat tak ada lagi siapapun atau apapun yang menaungi.

Ketujuh, tawadu atau rendah hati

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (QS al-Maidah: 54).

BACA JUGA: Israel Dihajar Kebakaran Hebat, Ketika Api dan Angin Menjadi Tentara Allah SWT

Ini adalah karakter para nabi dan rasul, karakter hamba-hamba Allah SWT yang saleh, dan merupakan bukti dari akhlak yang mulia, harga diri dan status yang tinggi. Imam Syafii pernah berkata:

التَّوَاضُعُ: مِنْ أَخْلَاقِ الْكِرَامِ، وَالتَّكَبُّرُ: مِنْ أَخْلَاقِ اللِّئَامِ، وَأَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا: مَنْ لَا يَرَى قَدْرَهُ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلًا: مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Tawadu adalah perilaku orang yang terhormat. Sementara kesombongan adalah perilaku orang yang hina. Orang yang paling tinggi derajatnya adalah orang yang tidak melihat harga dirinya dan orang yang paling terhormat di antara manusia adalah orang yang tidak melihat kebajikannya sendiri.”

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler