Rekomendasi Makanan untuk Penderita Endometriosis
Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita endometriosis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 190 juta atau 10 persen perempuan usia reproduksi di dunia mengalami endometriosis menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Salah satu terapi yang dianjurkan untuk penderita endometriosis adalah penyesuaian gaya hidup.
Endometriosis merupakan kondisi di mana jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim atau endometrium tumbuh di luar rahim. Salah satu gejala yang umum dalam kasus endometriosis adalah nyeri haid yang tak normal.
Nyeri haid bisa dikatakan tidak normal apabila nyeri terasa bertambah berat dan bahkan menyulitkan perempuan untuk beraktivitas normal. Nyeri haid juga dianggap tidak normal bila tidak membaik bahkan setelah penderitanya mengonsumsi obat nyeri.
"Penyesuaian gaya hidup dapat dimulai dari pemilihan asupan makanan yang tepat," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi dari RS Pondok Indah IVF Centre dr Moh Luky Satria Syahbana Marwali SpOG-KFER, dalam pernyataan yang diterima Republika.co.id.
Menurut dr Luky, ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita endometriosis. Makanan-makanan tersebut berupa makanan olahan, produk olahan dari sapi atau dairy product, makanan yang mengandung gluten, dan kedelai.
Selain itu, perempuan dengan endometriosis juga dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan tertentu. Salah satu di antaranya adalah makanan berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Makanan lain yang direkomendasikan oleh dr Luky adalah makanan yang kaya akan omega 3 seperti ikan kembung dan ikan salmon. Tak hanya itu, dr Luky juga merekomendasikan makanan yang mengandung magnesium tinggi.
"Seperti alpukat, pisang, dan sayuran hijau," ujar dr Luky.
Selain memperbaiki pola makan, penyesuaian gaya hidup juga meliputi perbaikan kebiasaan sehari-hari. Dalam hal ini, dr Luky menganjurkan agar perempuan dengan endometriosis untuk menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta mengurangi asupan kafein.
Endometriosis tidak dapat sembuh secara menyeluruh karena selalu ada risiko untuk terjadi kekambuhan. Akan tetapi, keluhan endometriosis bisa ditangani melalui terapi berdasarkan tingkat keparahannya.
Penanganan endometriosis meliputi konsumsi obat pereda nyeri, obat hormonal, dan penyesuaian gaya hidup. Dalam kasus yang berat, tindakan pembedahan bisa dilakukan.
Terkait pembedahan, dr Luky mengatakan tindakan pembedahan yang dilakukan berkali-kali karena kekambuhan endometriosis harus dihindari. Alasannya, setiap kali operasi endometriosis dilakukan, terutama untuk kasus kista, akan terjadi penurunan cadangan ovarium.
Menurut dr Luky, saat ini masih banyak perempuan yang menganggap remeh nyeri haid. Hal ini membuat penanganan endometriosis bisa menjadi terlambat sehingga membutuhkan penanganan yang lebih rumit.