China Kecam Kehadiran Kapal Perang AS di Selat Taiwan
AS menegaskan transit kapal perang mereka telah sesuai dengan hukum internasional.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menuduh Amerika Serikat (AS) mengancam perdamaian dan stabilitas di Selatan Taiwan. Pernyataan itu disampaikan setelah kapal perang AS berlayar melewati perairan sensitif yang memisahkan Taiwan dengan China Daratan.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal destroyer kelas Arleigh Burke yang dilengkapi rudal kendali, USS Curtis Wilbur melakukan 'transit rutin di Selatan Taiwan'. Angkatan Laut AS mengatakan transit yang dilakukan Selasa (18/5) kemarin itu mematuhi hukum internasional.
"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana hukum internasional izinkan," kata Angkatan Laut AS, Rabu (19/5).
Juru bicara Komando Zona Timur China menentang keras pernyataan tersebut dan mengecam langkah AS. Transit ini juga dilakukan saat hubungan dua perekonomian terbesar di dunia sedang memanas.
"Tindakan AS mengirim sinyal yang salah pada pasukan kemerdekaan Taiwan, dengan sengaja menganggu situasi di kawasan dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan," katanya.
Juru bicara itu menambahkankan pasukan China melacak dan memonitor pergerakan kapal AS selama di Selat Taiwan. China yakini pemerintah Taiwan yang dipilih secara demokratis akan menyampaikan deklarasi kemerdekaan resmi.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan sudah merdeka yang nama resminya adalah Republik Cina. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal China berlayar ke arah selatan selat dan 'situasinya normal'.
Angkatan Laut AS menggelar operasi serupa setiap bulan. AS seperti sebagian besar negara-negara lain, tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan tapi Negeri Paman Sam menjadi pendukung dan penjual senjata terbesar ke pulau itu.
Beberapa tahun terakhir ketegangan antara Taiwan dan Beijing semakin memanas. Taipei mengeluh China berulang kali mengirimkan pasukan Angkatan Udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan.