Umat Perlu Mencermati Energi Positif dan Negatif

Persatuan dan kebaikan merupakan energi positif untuk kemajuan umat.

PP Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyampaikan amanat di Milad 104 'Aisyiyah bertema "Merekat Persatuan, Menebar Kebaikan di Masa Pandemi" secara luring dan daring pada Rabu (19/5). Prof Haedar mengingatkan bahwa umat perlu mencermati energi positif yakni persatuan serta kebaikan, dan energi negatif yakni perusak persatuan.

Baca Juga


Ia menyampaikan, ada hal penting yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini bahwa persatuan dan kebaikan merupakan energi positif untuk kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Dalam konteks realitas nyata, sering kali energi positif itu berhadapan dengan energi yang negatif.

"Kita perlu mencermati secara seksama di samping hal-hal dan energi positif dari persatuan dan kebaikan, kita juga perlu mencermati hal-hal yang negatif yang sering menjadi hama, sering menjadi virus, serta sering menjadi faktor destruktif atau faktor predator untuk tegaknya persatuan dan rekatnya persatuan serta tegaknya atau menyebarnya kebaikan," kata Prof Haedar saat menyampaikan amanat di Milad 104 'Aisyiyah, Rabu (19/5).

Ia menjelaskan, Alquran banyak mengisyaratkan hal-hal yang perlu diperhatikan dan sering menjadi hama dari persatuan. Di dalam Alquran dikatakan, kalau ada dua kelompok yang saling bertentangan, konflik dan berbeda, maka islahkan. Kalau ada satu diantaranya yang bebal, maka luruskanlah sampai dia kembali kepada Allah dan setelah dia kembali ke jalan persatuan maka tegakkanlah keadilan untuk mereka.

Pesan di dalam Alquran itu menunjukkan bahwa sesama umat, komponen bangsa, dan manusia perlu menyadari faktor-faktor yang membuat rekat dan pecah. Serta faktor-faktor yang membuat berbeda serta membawa kepada konflik dan peperangan.

 

 

"Dalam rangka merekatkan persatuan maka kita berharap apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah agar setiap umat dan kelompok umat serta kelompok bangsa untuk tidak mengedepankan kepentingan-kepentingan sempit kelompok," ujarnya.

Prof Haedar menjelaskan, dari kepentingan-kepentingan sempit kelompok itu, kemudian satu sama lain saling berlomba dalam keburukan, bukan berlomba dalam kebaikan. Akhirnya yang terjadi adalah saling ancam, saling merasa terancam, kemudian masuk pada perangkap perseturuan.

Permusuhan dan kebencian serta benih-benih yang membuat bangsa retak perlu di antisipasi. Penting bagi semuanya termasuk keluarga besar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah untuk merekat persatuan. "Maka tanamkanlah nilai-nilai luhur agar di tubuh umat dan bangsa kita tidak mengembangkan nilai-nilai yang membuat rusaknya persatuan," jelasnya.

Prof Haedar menyampaikan, di dalam Alquran disampaikan agar saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan sekali-kali saling tolong menolong dalam permusuhan dan dosa.

 

Ia menyampaikan, dalam kehidupan dan keumatan maupun kebangsaan, sekarang dalam lingkup global, umat berhadapan dengan realitas.

"Sekarang nilai-nilai kebaikan dan perdamaian serta persatuan yang terus digelorakan oleh semua elemen bangsa, negara dan komponen pergerakan civil society di manapun berada, kita berhadapan dengan realitas dunia yang juga tidak kalah mengancamnya yakni politik dan tindakan-tindakan yang mengancam kebaikan dan mengancam persatuan dan bahkan mengancam peradaban masa depan bangsa, negara dan kemanusiaan semesta," jelasnya.

Ia menegaskan, apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina sesungguhnya merupakan satu bukti, umat manusia berhadapan dengan dunia modern yang masih diliputi oleh orang, pihak dan kekuatan yang masih membawa paradigma lama dalam kehidupan dan peradaban maju sekarang ini. "Yakni paradigma konflik, paradigma ekspansi, paradigma kekuasaan yang semuanya mengancam masa depan bangsa, masa depan peradaban," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler