Warga Gaza Rayakan Kemenangan Usai Gencatan Senjata Israel
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel berhasil dicapai untuk menghentikan konflik
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel berhasil dicapai untuk menghentikan konflik bersenjata yang telah berlangsung 11 hari di Jalur Gaza.
Menurut laporan dari lokasi kejadian, warga turun ke jalan-jalan Gaza, merayakan gencatan senjata yang diumumkan akan mulai berlaku Jumat ini (21/05), pukul 02:00 dini hari waktu setempat.
Kedua belah pihak menyatakan siap membalas apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh pihak lainnya.
Sebelumnya Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberikan tekanan besar untuk menghentikan segala serangan.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan gencatan senjata "timbal balik dan tanpa syarat" setelah pertemuan hingga malam hari.
Disebutkan, pertemuan kabinet ini dengan suara bulat menerima proposal Mesir untuk mengakhiri pertempuran.
Hamas mengatakan gencatan senjata akan "saling menguntungkan dan simultan".
Pejabat Departemen Pertahanan, termasuk Kepala Staf dan penasihat keamanan nasional, merekomendasikan untuk menerima proposal tersebut setelah mengklaim "pencapaian besar" dalam operasi tersebut, kata pernyataan itu.
"Para pemimpin politik menekankan bahwa kenyataan di lapangan akan menentukan masa depan kampanye," kata pernyataan itu.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam unggahan di akun Twitter menyebutkan "kenyataan di lapangan akan menentukan kelanjutan operasi".
Seorang pejabat Hamas mengatakan pernyataan gencatan senjata adalah kekalahan bagi PM Netanyahu dan "kemenangan bagi rakyat Palestina".
Ali Barakeh dari Biro Hubungan Arab dan Islam Hamas, mengatakan kepada kantor berita Associated Press jika pihaknya akan tetap waspada sampai mereka mendengar langsung informasinya dari mediator.
Begitu mendengar informasi dari mediator, katanya, pimpinan Hamas akan mengadakan pembicaraan dan menyampaikan pengumuman.
Saling bertukar serangan
Beberapa menit setelah pengumuman dan saat menunggu hitungan mundur menuju berlakunya gencatan senjata, kedua belah pihak saling bertukar serangan.
Bunyi sirene memperingatkan adanya roket yang masuk di permukiman di perbatasan srael, dan reporter Reuters mendengar adanya serangan udara ke Gaza.
Belum ada kabar tentang korban.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran global karena pertumpahan darah, Presiden Joe Biden mendesak Netanyahu pada hari Rabu untuk mengupayakan pengurangan ketegangan, sementara Mesir, Qatar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan mediasi.
Laporan TV Pemerintah Mesir menyebutkan Presiden Abdel Fattah al-Sisi memerintahkan dua delegasi keamanan ke Israel dan Wilayah Palestina untuk berupaya mencapai gencatan senjata.
Dalam postingan di Twitter pada Jumat pagi, Presiden al-Sisi berterima kasih kepada Presiden Biden atas perannya mendukung prakarsa Mesir mencapai gencatan senjata di Gaza.
Presiden Al-Sisi mengatakan dia dan Presiden Biden sama-sama melihat urgensi penanganan konflik antara semua pihak melalui jalur diplomasi.
Presiden Biden menyambut baik gencatan senjata dan mengatakan Amerika Serikat akan membantu Gaza dengan bantuan kemanusiaan.
Dalam sambutan singkatnya di Gedung Putih, Presiden Biden juga mengatakan AS akan menambah sistem pertahanan rudal 'Iron Dome' Israel yang membantu mengatasi roket Hamas.
Pertempuran terberat sejak 2014
Gencatan senjata kali ini akan mengakhiri pertempuran terberat antara kedua musuh bebuyutan sejak perang 50 hari pada tahun 2014.
Sejak pertempuran meletus pada 10 Mei, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara yang diklaimnya menargetkan infrastruktur Hamas, termasuk jaringan terowongan yang luas.
Hamas dan kelompok militan lainnya yang berada di daerah permukiman telah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke kota-kota Israel, ratusan gagal dan sebagian besar lainnya dicegat oleh sistem 'Iron Dome'.
Setidaknya 230 warga Palestina tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.700 warga telah terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan jumlah tersebut apakah kelompok Hamas atau warga sipil.
Hamas dan kelompok militan Jihad Islam mengatakan sedikitnya 20 pejuang mereka tewas, sementara Israel mengatakan jumlahnya sedikitnya 130 orang.
Dua belas orang di Israel, termasuk seorang anak laki-laki, seorang anak perempuan, dan seorang tentara, tewas.
Serangan roket oleh Hamas dan sekutu Jihad Islam telah dilanjutkan setelah jeda delapan jam sebelumnya pada hari Kamis, ketika Israel terus melancarkan serangan dengan dalih menghancurkan kemampuan militer Hamas dan faksi lainnya.
AP, Reuters
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.