Lebaran Belum Lewat Dua Pekan, Kasus Covid Sudah Menanjak
Ancaman lonjakan kasus selepas mudik masih mengadang hingga sebulan ke depan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 menyayangkan fakta bahwa kasus aktif Covid-19 mulai konsisten menanjak dalam sepekan terakhir. Data pemerintah menunjukkan bahwa angka kasus aktif terus naik sejak Rabu (19/5) pekan lalu sampai hari ini. Terakhir pada Selasa (25/5), jumlah kasus aktif Covid-19 nasional sebanyak 94.486 orang.
Padahal, pada Selasa (18/5) lalu, jumlah kasus aktif sempat turun ke posisi terendah sejak awal 2021, yakni di angka 87.514 orang. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, naiknya angka kasus aktif disebabkan jumlah kasus baru yang selalu lebih tinggi ketimbang jumlah pasien sembuh harian.
"Sangat disayangkan, perkembangan yang baik ini tidak bertahan lama. Karena, selama beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan jumlah kasus aktif," ujar Wiku dalam keterangan pers, Selasa (25/5).
Fenomena lonjakan kasus aktif Covid-19 ini sudah terjadi hanya berselang sepekan pasca-Lebaran. Satgas sendiri sempat memproyeksikan bahwa imbas peningkatan mobilitas Lebaran baru bisa dirasakan paling tidak dua pekan setelah Lebaran.
Wiku menyampaikan, kenaikan kasus aktif nasional juga didukung oleh peningkatan kasus aktif Covid-19 di lingkup daerah. Sembilan provinsi mencatatkan kenaikan kasus aktif dalam sepekan terakhir, di antaranya DKI Jakarta, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Barat, NTB, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Hanya saja, Wiku mengeklaim bahwa lonjakan kasus aktif terjadi sejalan dengan peningkatan kapasitas testing Covid-19. Setelah sempat anjlok pada periode Lebaran, jumlah pemeriksaan dilaporkan kembali naik hingga 132 persen dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Ini merupakan jumlah testing tertinggi di Indonesia sejak awal pandemi," ujar Wiku.
Kendati begitu, Wiku tetap mewanti-wanti pemda untuk memastikan warganya benar-benar menjalankan protokol kesehatan. Alasannya, ancaman lonjakan kasus selepas mudik masih mengadang setidaknya sampai satu bulan ke depan.
"Tentunya, ini harus diikuti upaya maksimal dalam pemantauan dan pengawasan kewajiban karantina mandiri 5x24 jam kepada masyarakat yang baru pulang bepergian agar kasus yang terdeteksi tidak meluas," kata Wiku.
Pemerintah juga mencatat terjadi kenaikan kasus positif mingguan sebesar 36,1 persen dan kenaikan kasus kematian sebesar 13,8 persen dalam satu pekan terakhir. Angka kesembuhan pun merosot sampai 2,7 persen.
"Ini menandakan belum dua minggu saja kasus sudah naik signifikan. Bahkan, kasus kematian juga alami kenaikan. Ini adalah alarm untuk kita semua," kata Wiku.