Naskah Khutbah Jumat: Memohon Kebaikan

Ilmu, rezeki, dan amal ibadah adalah tiga hal yang baik dan mendatangkan pahala.

AP/Mahmoud Illean
Naskah Khutbah Jumat: Memohon Kebaikan. Seorang Palestina berdoa selama sholat Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Masjid Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Yerusalem, Jumat, 7 Mei 2021.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ilham Lukmanul HakimGuru Ismuba SMP Muhamadiyah Cipanas

Baca Juga


الحمد لله الرحيم الرحمن , علم القرآن خلق الإنسان علمه البيان، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له أنزل الْقُرْآن هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدًا عبده ورسوله صلى عليه الله وملائكته والمؤمنون وعلى آله وأزواجه وخلفائه وجميع أصحابه ومن تبعهم بإحسان . أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jama’ah Jum’at yang berbahagia…

Ucapan syukur sudah mestinya menjadi kalimat pembuka khutbah pada kesempatan siang kali ini. Syukur atas segala limpahan nikmat-Nya yang tak terhitung lagi jumlahnya. Selanjutnya, semoga shalawat dan salam selalu tersanjungkan kepada Nabi Muhammad saw. Beliaulah suri tauladan bagi setiap manusia.

Tak lupa pula, melalui mimbar Jum’at ini, khatib mewasiatkan kepada diri pribadi dan kepada jama’ah sekalian untuk selalu berupaya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SwT. Sebab taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk kehidupan manusia selanjutnya setelah alam dunia yang fana ini.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SwT…

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا شَبَابَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عَائِشَةَ، عَنْ مَوْلًى لِأُمِّ سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حِينَ يُسَلِّمُ «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا»

“ … dari Ummu salamah berkata. ‘ ketika salam (selesai) dalam shalat shubuh nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan “ ya Allah, aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima “.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam sunannya, bab ma yuqolu ba’da taslim (apa yang diucapkan setelah salam) nomor 925. Imam al-Bani menilainya sebagai hadis shahih. Sedang Ibnu Hajar dalam kitabnya Nataij al-Afkar menilai hadis serupa yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya, bab hadis ummu salamah isteri Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam nomor 26731 sebagai hadis hasan.

 

Hadirin rahimakumullah,

Baik ilmu, rezeki, dan amal ibadah adalah tiga hal yang baik dan mendatangkan pahala. Namun demikian, ketiga hal baik tersebut dapat juga mendatangkan keburukan kepada pemiliknya. Demikianlah Nabi mengajarkan doa diatas pada umatnya agar tidak kehilangan nilai positif dari segala nikmat yang telah dianugerahkan.

Pertama adalah permohonan untuk diberi ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang digunakan di jalan Allah. Ilmu yang menyelamatkan pemiliknya juga orang disekitarnya dari api neraka.

Memberi cahaya kepada diri sendiri juga kepada orang lain dari kegelapan dan ketersesatan. Ia menyentuh kedalam qolbu yang keras lagi dingin, menjadi lunak dan hangat. Perkataan seorang yang berilmu menjadi hikmah bagi para pendengar, dan perbuatannya pun mejadi contoh yang baik untuk sekitar.

Permohonan yang pertama ini juga berarti perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat. Yakni ilmu yang digunakan untuk keburukan.

Seorang yang berilmu memiliki potensi amat besar untuk melakukan ibadah-ibadah yang tak dapat dilakukan orang awam, namun juga berarti ia dapat melakukan kejahatan-kejahatan yang hanya dilakukan oleh orang yang ahli. Koruptor yang sering muncul di berita televisi maupun koran, adalah orang-orang berdasi dan berpendidikan tinggi, dan hanya dengan ilmu itulah korupsi bisa terjadi.

 

Nabi menjelaskan ilmu yang tidak bermanfaat sebagaimana hadis Riwayat Ibnu Majah nomor 254 berikut.

“ … dari Jabir bin ‘Abdullah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk mendebat para ulama, meremehkan orang-orang bodoh, menghiasi (ria dalam) majelis. Barangsiapa melakukan hal itu, maka baginya neraka, baginya neraka.”

Kedua adalah permohonan untuk mendapat rizki yang baik. Adapun yang dimaksud rizki yang baik adalah rizki yang halal.

Sebab rizki yang halal tersebut adalah rizki yang nantinya akan menyelamatkan di akhirat. Rizki itu disebut halal apabila didapat dengan cara yang baik dan bukan berasal dari zat yang haram. Katakanlah dalam jual beli, maka jual belinya itu haruslah adil, dan barang yang dijual bukanlah barang yang haram zatnya seperti minuman keras.

Dalam kamus ­lisanul ‘Arab dijelaskan bahwa Ar-Rozaq adalah salah satu sifat Allah. Sebab Allah lah yang memberi rizki kepada makhluk seluruhnya, dan Allah jualah yang menciptakan rizki-rizki itu.

 

 

Rizki terbagi kepada dua, yakni rizki yang nampak pada badan seperti kekuatan, dan yang tersembunyi pada hati dan pikiran seperti seperti kearifan dan ilmu pengetahuan. Hujan yang menumbuhkan berbagai macam tanaman pun adalah rizki yang disiapkan Allah bagi umat manusia.

Terakhir adalah permohonan agar amal ibadah diterima. Amal ibadah yang diterima adalah amal yang dikerjakan hanya karena untuk mendapat balasan dari Allah saja.

Sedangkan setiap amal ibadah yang dimaksudkan selain kepada Allah tak akan mendapatkan balasan apapun di akhirat. Ia hanya akan mendapat balasan dari apa yang ia maksudkan selama hidup di dunia, sedangkan di akhirat kelak termasuk orang yang bangkrut. Ia mengira telah mempersiapkan bekal yang banyak untuk akhirat, namun ternyata amal ibadahnya itu tak berbuah pahala.

Oleh karena riya itulah amal ibadah menjadi sia-sia. Namun demikian bukanlah berarti seorang harus memilih untuk tidak berbuat kebaikan karena takut riya.

Karena bila kebaikan itu dimaksudkan dengan ikhlas, maka riya akan terkikis sedikit demi sedikit. Orang yang baru pertama memulai shalat jamaah di masjid, barangkali ada sedikit maksud untuk riya.

 

Namun apabila pergi ke masjid sudah menjadi kebiasaan, dan biasa pula melatih agar niat ikhlas, maka hilang pula pada akhirnya rasa riya itu. Pada awalnya berinfak lima puluh atau seratus ribu saat shalat jumat terdapat rasa sombong di dalam dada, namun setelah terbiasa, uang sejumlah demikian tidak lagi terasa besarnya, mulai hilang jualah sombong dalam hati.

Semakin banyak beramal, semakin banyak pula kemungkinan amalnya diterima, namun apabila beramal hanya sedikit saja, maka amal mana yang akan diterima?

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

KHUTBAH KEDUA

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler