Masa Kecil dan Cara Kita Mencintai

Ola menyadari bahwa realita tidak seindah yang diduga-duga.

.
Rep: Caroline Sugiarti Red: Retizen
Illustrasi Perjalanan Pemaknaan Masa Lalu

“Selamat Hari Keluarga! Hadir dari keluarga dengan orang tua yang hubungannya tidak baik-baik saja, punya bermacam suka duka. Dari orangtua yang sering berbeda pendapat, aku pernah takut menjadi tertambat. Sangsi atas arti kata selamanya, sangsi atas komitmen-komitmen dan romansa.” Sebut saja Ola (nama samaran).


Dari orangtua yang sering berbeda pendapat, Ola menyadari bahwa realita tidak seindah yang diduga-duga. Cinta ternyata tidak bisa mengatasi segalanya, masalah akan selalu mengikuti kemanapun kaki melangkah. ia makin mengerti bahwa manusia tidak sempurna dan berhenti menyakiti diri sendiri adalah salah satu cara bersyukur dalam hidup yang fana.

Dilansir dari kale.id, ternyata dalam mencintai ini sangat erat kaitannya dengan masa kecil kita dan bagai mana cara kita mencintai seseorang. Banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa dia selalu mendapatkan hubungan yang toxic, kenapa dia selalu kecantol sama tipe yang itu-itu saja, kenapa hubungannya selalu banyak drama atau kenapa dia selalu tidak percaya diri. Jawabannya ternyata berkaitan dengan masa kecil kita, sebelum kita bisa berbicara.

Kenapa kita terjebak dalam hubungan yang tidak sehat (toxic) ?

Kenapa kita mau-maunya berusaha mengubah seseorang yang sudah jelas tidak mau berubah?

Pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan menelusuri masa kecil kita. Seorang bayi tentu saja akan bergantung pada orangtuanya atau siapapun yang mengasuhnya, ini membentuk interaksi yang intim dan instingtif. Hal ini terbawa hingga dewasa dan mempengaruhi hubungan kita dengan oranglain terutama hubungan romansa atau cinta.

Analogi Anak Itik (Ducklings)

Seorang bayi akan menerima dan menyimpan setiap emosi yang ia rasakan. Ketika kasih sayang dan rasa amannya terpenuhi, ia akan tumbuh dewasa dengan pola kedekatan yang secure (aman). Namun sebaliknya ketika kasih sayang dan rasa aman yang ia butuhkan tidak terpenuhi atau diabaikan, maka ia akan menyimpan segala emosi negatif di alam bawah sadarnya dan tumbuh menjadi seseorang yang memiliki rasa cemas atau rasa takut yang mengganggu hubungannya kelak.

Merasa Kurang (Insecure)

Beberapa orang tumbuh menjadi manusia dewasa yang rapuh, yang selalu bertanya-tanya mengenai kelayakan dirinya untuk dicintai atau perasaan cemas yang kuat akan ditinggalkan. Ada yang mendambakan hubungan yang dekat, namun memilih untuk menghindar karena takut dikecewakan. Ada pula yang selalu takut ditinggalkan sehingga memilih untuk mengakhiri hubungan duluan. Ada.

Temukan Akar Permasalahan

Dapat disimpulkan bahwa ‘kecacatan’ kita dalam mencintai sangat berkaitan erat dengan masa lalu kita, bagaimana kita diasuh bahkan sejak ingatan belum terbentuk. Ola menyadari bahwa ia ternyata memiliki pola kedekatan yang tidak aman. Pencarian menuntunnya pada masalalu. ia yang dibesarkan oleh kedua orangtua yang memiliki hubungan yang penuh tantangan menjadikannya seperti sekarang, seorang yang sulit untuk menerima seseorang disisinya.

Ola tidak menyalahkan orangtuanya atas apa yang terjadi padannya, ia paham betul mereka tidak pantas untuk disalahkan atas apa yang tidak mereka ketahui. Mereka masih muda pada saat itu dan berusaha dengan sebaik-baiknya. Namun penting baginya untuk mengetahui akar permasalahan agar ia bisa mempersiapkan dirinya untuk masa depan.

Lalu apakah kita bisa membenahi cara kita mencintai, agar kita bisa mendapatkan hubungan yang sehat? Bisa, dengan konseling dan terapi. Tidak masalah kamu lahir dari keluarga yang secure atau tidak, selama kamu mau berusaha.

Nah kalo kamu sendiri cara mencintainyabagaimana?

sumber : https://retizen.id/posts/11415/masa-kecil-dan-cara-kita-mencintai
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler