China Bantah Pesawatnya Langgar Teritorial Malaysia

Kedubes China meyakini pesawat-pesawat China itu tidak melanggar hukum internasional.

Kedutaan Besar China di Kuala Lumpur merespons pencegatan 16 pesawat militer China yang hendak memasuki wilayah udara Malaysia.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kedutaan Besar China di Kuala Lumpur merespons pencegatan 16 pesawat militer China yang hendak memasuki wilayah udara Malaysia.

Baca Juga


Pesawat-pesawat itu terdeteksi melakukan aktivitas mencurigakan di Laut China Selatan.

Seorang juru bicara kedutaan besar China di Malaysia, yang tidak mengidentifikasi namanya, menegaskan bahwa pesawat militer mereka tidak memasuki wilayah udara teritorial negara mana pun. Dia mengatakan belasan pesawat itu tengah melakukan latihan terbang.

Juru bicara tersebut meyakini pesawat-pesawat China itu tidak melanggar hukum internasional.

"Sejauh yang saya tahu, kegiatan yang dilaporkan adalah latihan penerbangan rutin angkatan udara China dan tidak menargetkan negara mana pun. Menurut hukum internasional, pesawat militer China boleh terbang di wilayah udara yang relevan," kata juru bicara Kedubes China.

Menurut juru bicara tersebut, China dan Malaysia adalah tetangga yang bersahabat, dan China bersedia melanjutkan konsultasi persahabatan bilateral dengan Malaysia untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

Angkatan Udara Malaysia mendeteksi penerbangan mencurigakan dari 16 pesawat Angkatan Udara China di kawasan Laut China Selatan pada 31 Mei 2021.

Menurut Angkatan Udara Malaysia, 16 pesawat tersebut masuk ke wilayah udara zona maritim Malaysia, Kota Kinabalu, dan kemudian ruang udara nasional.

Setelah melakukan intersepsi udara, Angkatan Udara Malaysia menemukan pesawat tersebut merupakan jenis Ilyushin Il-76 dan Xian Y-20 yang merupakan pesawat pengangkut strategis serta dapat melakukan berbagai misi.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/china-bantah-pesawatnya-langgar-teritorial-malaysia/2261718
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler