Penjelasan CDC Terkait Radang Jantung Setelah Vaksinasi
Radang jantung diketahui dialami sebagian kecil remaja dan dewasa setelah vakasinasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Penasehat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan menggelar pertemuan pada Rabu, guna membahas efek samping peradangan jantung yang dialami sebagian kecil remaja dan dewasa muda yang divaksinasi. Namun Kepala Badan CDC, Dr Rochelle Walensky, sudah memprediksi bahwa data akan mengungkap manfaat vaksinasi jauh lebih besar daripada risikonya.
"Saya pikir apa yang akan kita lihat dalam analisis ini adalah risiko penyakit yang cukup langka dan umumnya ringan, dalam konteks manfaat dari vaksinasi untuk mencegah penyakit parah dan radang jantung itu sendiri," kata Walensky seperti dilansir dari Fox News, Rabu (23/6).
"Saya benar-benar menantikan diskusi yang sangat seimbang tentang risiko dan manfaat. Lalu membuat informasi itu terbuka, sehingga publik benar-benar memahami bagaimana dan mengapa manfaat vaksinasi jauh lebih besar daripada risikonya," tambah dia.
Panel telah menunda pertemuan darurat yang dijadwalkan pada 18 Juni untuk memperingati hari libur federal Juneteenth yang baru ditetapkan. Kritikus mengatakan keputusan itu tidak memiliki rasa urgensi, tetapi Walensky mengatakan pekerjaan panel tidak berhenti karena liburan.
"Kami telah bekerja 24/7, banyak yang telah bekerja sepanjang akhir pekan, bahkan banyak orang bekerja pada hari Jumat meskipun itu adalah hari libur nasional," kata Walensky.
Sementara itu, Walensky menyarankan kepada setiap individu yang memenuhi syarat vaksin untuk segera melakukan vaksinasi hingga dosis kedua. Itu penting, terutama di tengah merebaknya varian virus Delta yang sangat menular.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Israel melaporkan penempuan sejumlah penerima dosis kedua vaksin mRNA-Pfizer Biontech yang mengalami miokarditis atau radang jantung. Efek samping ini dikategorikan pada efek langka dan mayoritas ringan.
Mereka mencatat ada sekitar 275 kasus miokarditis sepanjang Desember 2020 hingga Mei 2021, 148 diantaranya berdekatan dengan pemberian dosis kedua vaksin.