RS di Tasikmalaya tak Bisa Tolak Pasien dari Luar Kota

Ada 68 pasien Covid-19 yang dirawat di Kota Tasikmalaya berasal dari luar kota.

Antara/Adeng Bustami
Sejumlah pasien menjalani perawatan di pelataran IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). Pasien terpaksa antre bahkan belasan diantaranya terpaksa menunggu di lorong IGD dikarenakan ruang isolasi COVID-19 di RSUD dr Soekardjo penuh dengan Bad Occupancy Rate (BOR) melebihi 100 persen.
Rep: Bayu Adji P Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tingkat keterisian ruang isolasi rumah sakit (RS) untuk pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya mencapai 89,81 persen per Rabu (23/6). Dari 363 jumlah tempat tidur yang tersedia, 326 di antaranya terisi. Namun, 68 pasien Covid-19 yang dirawat di Kota Tasikmalaya berasal dari luar kota.

Baca Juga


Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengatakan, tingginnya pasien Covid-19 dari luar kota menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat keterisian ruang isolasi di RS. Namun, RS juga tak bisa menolak pasien dari luar Kota Tasikmalaya. "Apalagi yang sifatnya darurat. Kota Tasikmalaya juga kan jantung Priangan Timur, jadi pasti banyak masyarakat yang ingin dirawat ke Kota Tasikmalaya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, status RSUD dr Soekardjo adalah rumah sakit tipe B. Karena itu, banyak pasien dari luar Tasikmalaya yang dirujuk ke RSUD. "Artinya, ketika pasien tak tertangani di daerahnya, biasanya dirujuk ke RSUD. Ini kita tak bisa tolak, apalagi dalam kondisi darurat," kata dia.

Menurut Uus, hal itu merupakan konsekuensi ketika fasilitas kesehatan di Kota Tasikmalaya lebih baik dibandingkan daerah lain. Sementara, pasien dari luar daerah juga membutuhkan pertolongan. "Sampai saat ini kita belum ada kebijakan menolak pasien dari luar kota," kata dia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
 
Berita Terpopuler