22 Kasus Varian Delta Plus Dideteksi di India
Varian Delta Plus terbentuk akibat mutasi strain Delta atau varian B.1.617.2
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebanyak 22 kasus varian Delta Plus telah dideteksi di India pada Selasa (22/6).
Varian Delta Plus terbentuk akibat mutasi strain Delta atau varian B.1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India dan diyakini menjadi penyebab gelombang kedua mematikan di negara tersebut.
“22 kasus varian Delta Plus telah ditemukan di Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh di India. Itu sudah masuk kategori variant of interest," kata Menteri Kesehatan Rajesh Bhushan dalam konferensi pers.
“Berdasarkan temuan INSACOG (Indian SARS-CoV-2 Genomic Consortia) baru-baru ini, Kementerian Kesehatan telah memperingatkan dan memberi tahu Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh mengenai varian Delta Plus dari kasus Covid-19 yang ditemukan di negara-negara tersebut,” kata Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pernyataan.
INSACOG adalah konsorsium dari 28 laboratorium Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, Departemen Bioteknologi, Dewan Penelitian Medis India, dan Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri untuk pengurutan seluruh genom dalam konteks pandemi Covid-19.
Konsorsium tersebut tidak hanya ditugaskan untuk mengurutkan seluruh genom tetapi juga memberikan masukan untuk langkah-langkah respons kesehatan masyarakat yang tepat untuk diadopsi oleh setiap negara bagian.
Varian Delta Plus saat ini ditemukan di sembilan negara termasuk Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, India, Portugal, Swiss, Nepal, dan China. Pakar kesehatan di India telah memperingatkan bahwa Delta Plus dapat memicu gelombang ketiga Covid-19 di negara itu.
Sementara itu, kasus baru Covid-19 di India menurun di bawah angka 50.000 pada Selasa. Negara itu mencatat 42.640 kasus baru, termasuk 1.167 pasien meninggal. Jumlah kematian akibat Covid-19 di negara itu mencapai 389.302 jiwa.