INW: Kapolda-BNNP Sumut Harus Berani Bongkar Mafia Narkoba

INW meminta aparat terkait untuk mengungungkap jaringan narkoba di Sumut

Pixabay
INW meminta aparat terkait untuk mengungungkap jaringan narkoba di Sumut. Ilustrasi narkoba.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Indonesia Narcotic Watch (INW) meminta Kapolri,  Panglima TNI, Kepala BNN, serta Gubernur Sumatra Utara berkoordinasi agar peredaran dan penyalahgunaan narkoba di tempat-tempat hiburan malam dapat dibasmi.  

Baca Juga


Direktur INW, Budi Tanjung, INW juga meminta Kapolri untuk mengevaluasi kinerja Kapolda, para Kapolres, Kapolsek serta fungsi intelijen di jajaran Polda Sumut yang di wilayah hukumnya terdapat tempat-tempat hiburan malam yang terindikasi marak peredaran narkoba.

Permintaan ini menyusul maraknya penyalahgunaan narkoba di Provinsi Sumatra Utara. Provinsi ini menempati peringkat pertama nasional dalam hal peredaran dan penyalahgunaan narkoba. 

Kapolda Sumatra Utara Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak, beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa di Sumatra Utara terdapat 1,7 juta orang penyalahguna narkoba. 

Budi mengatakan, untuk mengatasi persoalan peredaran narkoba di Sumatra Utara yang sudah sangat akut ini, Kapolda Sumut dan Pangdam Bukit Barisan saja sudah tidak mampu mengatasi persoalan ini  

INW mendesak Kapolda Sumut dan Kepala BNNP Sumut agar bertindak lebih tegas dan tidak pandang bulu dalam membongkar praktik peredaran narkoba di tempat-tempat hiburan malam di Sumut. “Kapolda dan Kepala BNNP Sumut juga harus berani menangkap para mafia narkoba di Sumut,” kata dia di Jakarta, Jumat (26/6).   

Tentunya tidak hanya peran aparatur saja, kata dia, peran tokoh agama, akademisi, kalangan media serta peran seluruh lapisan masyarakat juga dibutuhkan dalam melakukan pencegahan terhadap makin maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Sumut maupun di daerah lainnya.

INW mencatat salah satu tempat peredaran narkoba paling marak di Sumatra Utara, khususnya di wilayah kota Medan adalah tempat-tempat hiburan yang menyediakan fasilitas diskotik, karaoke, dan massage.

Dia mengatakan lambat laun yang terjadi justru warga sekitar ikut terkontaminasi geliat bisnis haram di tempat hiburan malam tersebut. Ironisnya lagi, karena dianggap keberadaan bisnis haram itu malah membuka lahan mata pencaharian baru, warga sekitar mau tak mau akhirnya cenderung ikut melindungi keberadaan tempat-tempat hiburan malam itu.  

Dari hasil penelusuran INW, kondisi seperti ini di sejumlah lokasi di kota  Medan dan sekitarnya sudah berlangsung cukup lama. Dan selama ini, INW menilai jajaran Polda Sumut, BNNP  Sumut dan instansi terkait lainnya, terkesan tutup mata.  

INW menduga, selain banyak oknum aparat yang kong kali kong dengan oknum pengusaha tempat hiburan malam, ketidakberdayaan aparat kepolisian serta Pemprov Sumut menertibkan sejumlah tempat hiburan yang disinyalir dijadikan sebagai ajang peredaran dan penyalahgunaan narkoban ini juga diduga kuat karena ada sejumlah oknum aparat TNI yang membekingi tempat-tempat hiburan itu. 

“Kondisi inilah yang dimanfaatkan para bandar atau para sindikat mafia narkoba untuk menjadikan Provinsi Sumut sebagai pasar peredaran narkoba yang sangat potensial dan menjanjikan. Selain karena pasarnya yang sangat luas, juga karena lemahnya pengawasan dan penindakan oleh aparat penegak hukum,” kata dia.                            

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler