MCCC dan Unismuh Makassar Gelar Vaksinasi untuk 2.000 Orang
Hingga Juni ini, Muhammadiyah telah mengucurkan anggaran sekitar 400 miliar.
REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar vaksinasi Covid-19 di RS Unismuh Makassar Jalan Tuan Abdul Razak Samata, Gowa, Sulawesi Selatan. Vaksinasi digelar Jumat (25/6) dan Sabtu (26/6) dan menargetkan sebanyak 2.000 orang.
Pembukaan vaksinasi yang dilaksanakan Jumat (25/6) kemarin dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Andi Ichsan, dan jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar, seperti Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar Prof Gagaring Pagalung. Kemudian Wakil Rektor I Unismuh Makassar Abd Rakhim Nanda, Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III Muhammad Tahir, dan Wakil Rektor IV Mawardi Pewangi. Hadir pula perwakilan dari MCCC PP Muhammadiyah, Koordinator Divisi Diseminasi, Informasi dan Komunikasi, Budi Santosa
Selain itu,hadir Ketua Satgas COVID-19 Provinsi Sulsel Prof Budu, yang merupakan Anggota BPH Unismuh Makassar, para dekan dan ketua lembaga/badan di lingkup Unismuh Makassar juga tampak hadir.
Dalam kegiatan ini, panitia menerapkan protokol kesehatan ketat, salah satunya dengan mengundang maksimal hanya 120 orang peserta per jam. Penanggung jawab kegiatan, Wakil Rektor II Unismuh Makassar Andi Sukri Syamsuri (Andi) mengatakan, pihaknya menargetkan 2.000 orang peserta selama dua hari ini.
"Kegiatan ini sebenarnya memang untuk diprioritaskan untuk masyarakat umum. Sebab, untuk internal civitas akademika, sekitar 500 orang telah divaksin sebelum bulan Ramadhan lalu, baik vaksinasi tahap 1 dan 2,” kata Andi dalam siaran pers, Sabtu (26/6).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Andi Ichsan mengakui belum ada strategi yang dapat disebut paling ampuh. "Semua negara masih learning by doing. Untuk mencapai herd immunity, ada dua jalan. Pertama, membiarkan masyarakat terpapar, imunitas akan muncul dengan sendirinya. Tapi risikonya besar bagi masyarakat yang memiliki penyakit komorbid. Kedua, melalui jalan vaksinasi. Langkah ini yang kita pilih,” jelas Andi Ichsan.
Sebenarnya, kata Ichsan, jalan untuk memutus mata rantai bisa dilakukan dengan lockdown selama 14 hari. “Persoalannya, ekonomi bisa lumpuh. Persoalannya, penggerak ekonomi kita sebagian besar aktivitas ekonomi kerumuman. Di sinilah pentingnya ketaatan terhadap protokol kesehatan, sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru,” kata Ichsan.
Menurutnya, dari segi capaian vaksinasi, Sulsel sudah mencapai target. Bahkan untuk target vaksinasi tenaga kesehatan, sudah melampaui target. "Hingga saat ini, Sulsel masih masuk dalam kategori zona hijau. Tapi kita tidak boleh lengah, tetap terapkan protokol kesehatan secara ketat,” anjurnya.
Mewakili MCCC PP Muhammadiyah Budi Santoso mengungkapkan komitmen Muhammadiyah membantu Pemerintah dalam mengatasi Pandemi Covid-19. “Hingga Juni ini, Muhammadiyah telah mengucurkan anggaran sekitar 400 miliar. Ada 88 Rumah Sakit Muhammadiyah terlibat menangani pasien Covid-19. Dari total 3.051 tempat tidur yang kami miliki, telah terisi sebanyak 2.342 bed,” kata Agus menambahkan.
Peserta vaksinasi kali ini selain lansia, pelayan publik dari Muhammadiyah, civitas akademika Unismuh Makassar, serta dari lintas agama. Ada 250 peserta vaksinasi lintas iman yang didominasi oleh umat Buddha dari Permabudhi Sulawesi Selatan. Kemudian ada jemaat gereja Toraja Labuang Baji. Mereka melaksanakan vaksinasi hari ini, Sabtu (26/6).
Hadir dalam vaksinasi hari ini Ketua PD Permabudhi Sulawesi Selatan Yonggris lao, Ketua PC Permabudhi Makassar Suzanna, dan Koordinator Kerohaniawan Permabudhi Sulawesi Selatan, Romo Hemajayo. Dalam pernyataannya, Romo Hemajayo mewakili Permabudhi, mengapresiasi penyelenggaraan vaksinasi ini.
“Ini sangat positif, menunjukkan sebuah kebersamaan sebagai bagian dari bangsa mari kita bersinergi untuk menunjang program pemerintah dalam mengatasi Covid-19 ini. Kami sangat berterima kasih pada Muhammadiyah dan mengapresiasi atas kerja sama ini. Semoga ini bukan kebersamaan yang pertama tapi akan dilanjutkan dengan kerja sama yang lain dan makin terang dalam menjalin persatuan dalam bingkai NKRI,” kata Romo Hemajayo.