Long Covid Miliki 200 Gejala, Simak Daftar Lengkapnya

Peneliti khawatir ada banyak pengidap long Covid yang menderita dalam diam.

www.freepik.com.
Penyintas Covid-19 sebagian masih merasakan gangguan kesehatan berbulan-bulan setelah sembuh. Mereka disebut juga sebagai long hauler alias orang yang mengalami long Covid.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Long Covid diketahui dapat memicu lebih dari 200 gejala. Sebagian di antaranya adalah ukuran penis yang lebih kecil, menopause dini, dan ketidakmampuan untuk menangis.

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh University College London (UCL), ada 203 macam gejala yang telah teridentifkasi dalam kasus long Covid. Melalui EclinicalMedicine dari Lancet, peneliti mengungkapkan bahwa gejala-gejala ini memengaruhi 10 sistem organ, termasuk otak, paru-paru, dan kulit.

Gejala long Covid yang paling umum adalah kelelahan. Hampir seluruh pasien Covid-19, atau sektiar 98,3 persen, mengalami gejala ini.

Gejala kedua yang paling sering terjadi dalam kasus long Covid adalah post-exertional malaise atau rasa tidak enak badan yang memburuk setelah mengerahkan tenaga fisik atau mental. Gejala ini dialami oleh sekitar 89 persen pasien Covid-19.

Di urutan ketiga, ada gejala brain fog atau dikenal sebagai disfungsi kognitif dalam dunia medis. Gejala kesulitan berpikir ini dialami oleh 85,1 persen pasien Covid-19.

Selain gejala tiga teratas ini, gejala lain yang tak kalah sering terjadi adalah gejala sensorimotor, sakit kepala, gangguan daya ingat, insomnia, jantung berdebar, dan nyeri otot.

Di samping itu, peneliti juga mengungkapkan ada tiga gejala long Covid yang dinilai paling melemahkan dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Ketiga gejala tersebut adalah kelelahan, masalah pernapasan, dan brain fog atau kabut otak yang membuat penderitanya sulit untuk berkonsentrasi atau fokus.

Peneliti juga mendapati bahwa long Covid dapat memanifestasikan gejala melalui banyak cara. Misalnya, halusinasi visual, tremor, jantung berdebar, dan kehilangan ingatan.

Peneliti pun mengungkapkan beberapa masalah lain yang juga berkaitan long Covid. Masalah-masalah tersebut meliputi disfungsi seksual, kulit gatal, perubahan siklus menstruasi, masalah kontrol kemih, shingles (herpes zoster), diare, dan tinitus.

Ada pula gejala-gejala long Covid yang terbilang sangat aneh dan sangat jarang terjadi. Gejala-gejala tersebut adalah menopause dini, penurunan ukuran penis, ketidakmampuan untuk menguap, ketidakmampuan untuk menangis, sensasi otak yang sangat bersemangat, dan agresi.

Studi ini juga memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai bagaimana infeksi virus corona yang biasanya hanya bertahan sekitar dua pekan dapat memberikan dampak yang menetap hingga berbulan-bulan kemudian.

Office for National Statistics (ONS) Inggris mengungkapkan bahwa ada cukup banyak pasien Covid-19 yang mengalami gejala long Covid. Mereka kerap disebut sebagai long hauler. ONS memperkirakan ada satu dari tujuh pasien Covid-19 yang mengalami beberapa gejala hingga 12 pekan setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Hingga saat ini masih ada banyak hal yang belum diketahui mengenai long hauler. Beberapa yang masih menjadi pertanyaan adalah kelompok mana saya yang paling berisiko dan bagaimana cara terbaik untuk menangani gejala long Covid.

Baca Juga


Studi terbaru ini melibatkan 3.400 orang yang terkonfirmasi atau suspek Covid-19. Orang-orang yang berasal dari 56 negara ini diminta untuk mengisi survei daring selama studi berlangsung. Dari survei tersebut, peneliti mengidentifikasi 203 gejala pada 10 sistem organ.

"Disfungsi kognitif dan daya ingat, yang dialami oleh lebih dari 85 persen responden, merupakan gejala neurologis yang paling persisten dan pervasif," ungkap ahli neurosains dari Sainsbury Wellcome Centre di UCL Dr Athena Akrami, dikutip dari The Sun, Sabtu (17/7).

Sekitar 96 persen pasien Covid-19 mengalami gejala long Covid minimal 90 hari atau tiga bulan. Mereka rata-rata mengalami 17 gejala long Covid.

Kondisi tersebut membuat hampir setengah pasien, yaitu 45 persennya, harus mengurangi jam kerja mereka. Selain itu, sebanyak 22 persen bahkan tidak bisa bekerja akibat gejala long Covid yang mereka rasakan.

Berdasarkan temuan ini, peneliti khawatir bila ada banyak long hauler yang menderita dalam diam. Mereka mendorong agar panduan klinis penanganan Covid dapat diperlebar dan mencakup penanganan long Covid sehingga akan ada lebih banyak kasus yang bisa terdiagnosis.

Berikut ini adalah daftar lengkap dari sekitar 200 gejala yang ditemukan dalam studi.

1. Kelelahan
2. Gejala sensorimotor
3. Post-exertional malaise
4. Gejala disfungsi kognitif
5. Kabut otak
6. Gejala gangguan tidur
7. Sesak napas
8. Sakit kepala
9. Sulit memberikan perhatian atau konsentrasi
10. Dada sesak
11. Gejala masalah memori
12. Nyeri otot
13. Insomnia
14. Palpitasi jantung
15. Pusing atau vertigo atau mudah goyang atau masalah keseimbangan
16. Batuk kering
17. Kesulitan berpikir
18. Kehilangan memori jangka pendek (memori yang berlangsung selama 30 detik, seperti mengingat nomor telepon sebelum menuliskannya, atau lupa bahwa Anda sedang mengerjakan tugas)
19. Takikardia
20. Episode kesulitan bernapas atau terengah-engah dengan saturasi oksigen normal
21. Diare
22. Sakit tenggorokan
23. Peningkatan suhu tubuh (37,1-38 derajat Celsius)
24. Kecemasan
25. Gangguan mengenai aroma dan rasa
26. Kesulitan dengan fungsi eksekutif (seperti perencanaan, pengorganisasian, mencari tahu urutan tindakan, abstraksi)
27. Menggigil, flushing, berkeringat
28. Kesulitan memecahkan masalah atau mengambil keputusan
29. Sensasi nyeri atau terbakar di dada
30. Nyeri sendi
31. Kehilangan selera makan
32. Sifat lekas marah
33. Sensasi kesemutan
34. Gejala kesulitan bicara dan bahasa
35. Mual
36. Bangun beberapa kali di malam hari
37. Depresi
38. Sensasi kulit, seperti terbakar, kesemutan, atau gatal tanpa ruam
39. Gejala reproduksi
40. Suasana hati labil
41. Kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara atau menulis
42. Lemah
43. Keluar air mata
44. Pikiran yang melambat
45. Suhu tubuh labil
46. Keringat malam
47. Tremor
48. Sakit kepala di belakang mata
49. Sakit perut
50. Susah tidur
51. Apatis (kurangnya perasaan, emosi, minat, atau perhatian)
52. Leher kaku
53. Kehilangan memori jangka panjang (memori jangka panjang bisa berupa apa saja dari mengingat kemarin, melupakan Anda telah melakukan tugas, atau melupakan informasi yang baru dipelajari)
54. Semua masalah menstruasi
55. Terbangun oleh perasaan seperti Anda tidak bisa bernapas
56. Kehilangan penciuman
57. Rasa haus yang ekstrim
58. Penglihatan kabur
59. Mati rasa/hilangnya sensasi
60. Sakit kepala, difus (seluruh otak)
61. Esofagus bagian bawah terasa terbakar atau refluks asam
62. Sensitivitas terhadap kebisingan
63. Tinitus
64. Sakit kepala di pelipis
65. Gejala penglihatan
66. Rasa malapetaka
67. Kehilangan rasa
68. Kedinginan
69. Mimpi yang terasa nyata
70. Sensasi tekanan otak
71. Benjolan di tenggorokan atau sulit menelan
72. Kejang otot
73. Neuralgia (nyeri saraf)
74. Kulit yang gatal
75. Kepekaan terhadap cahaya
76. Merasa cepat kenyang saat makan
77. Demam (Lebih dari 38 derajat Celsius)
78. Pilek
79. Kesulitan berkomunikasi secara verbal
80. Sensasi bergetar
81. Perubahan pada keterampilan bahasa non-utama
82. Mata kering
83. Batuk berlendir
84. Ruam kulit
85. Intoleransi panas
86. Perubahan suara
87. Sakit kepala, di dasar tengkorak
88. Merasa seperti dunia ini tidak nyata (derealisasi) atau merasa seperti Anda tidak nyata atau seperti sedang mengamati diri sendiri dari luar tubuh Anda (depersonalisasi)
89. Kadar oksigen rendah (di bawah 94 persen)
90. Menstruasi yang tidak teratur
91. Tekanan atau nyeri mata
92. Bersin
93. Sakit telinga
94. Mimpi buruk
95. Sensasi sengatan listrik
96. Indera perasa yang berubah
97. Bangun terlalu pagi
98. Kesulitan membaca atau memproses teks tertulis
99. Sembelit
100. Marah

 

 

 

101. Nyeri atau sensasi terbakar pada tulang
102. Mata gatal
103. Sensasi usus hiperaktif
104. Sakit kepala atau nyeri setelah pengerahan mental
105. Kesulitan memproses atau memahami apa yang orang lain katakan
106. Migrain
107. Phantom smells (mencium aroma yang tidak ada)
108. Kesulitan berbicara dalam kalimat lengkap
109. Perubahan pada saluran telinga (seperti tekanan, penyumbatan, rasa terbakar, pembengkakan)
110. Suhu rendah
111. Perubahan sensitivitas terhadap obat
112. Tekanan darah tinggi yang tidak normal
113. Floaters di mata
114. Haid atau pembekuan darah yang sangat berat
115. Indera penciuman yang berubah
116. Vena yang terlihat meradang atau menonjol
117. Masalah menstruasi lainnya
118. Kebingungan atau disorientasi akut (tiba-tiba)
119. Petechiae (bintik kecil berwarna ungu, merah, atau coklat pada kulit, biasanya pada lengan, kaki, perut, bokong, dan kadang-kadang di dalam mulut atau kelopak mata)
120. Sindrom kaki gelisah
121. Bradikardia (denyut jantung rendah, di bawah 60 denyut per menit)
122. Napas berderak
123. Kesulitan berkomunikasi secara tertulis
124. Gejala masalah tidur lainnya
125. Disfungsi seksual
126. Pelo
127. Masalah suhu lainnya
128. Halusinasi
129. Bloodshot eyes
130. Lucid dream (mimpi di mana Anda sadar bahwa Anda sedang bermimpi atau memiliki kendali atas apa yang Anda impikan)
131. Pikiran bergerak terlalu cepat
132. Masalah kencing
133. Konjungtivitis
134. Disfungsi seksual (laki-laki)
135. Muntah
136. Masalah kontrol kandung kemih
137. Gejala memori lainnya
138. Melihat hal-hal dalam penglihatan tepi Anda
139. Jari kaki Covid (perubahan warna, bengkak, nyeri, atau jari kaki melepuh)
140. Kulit mengelupas
141. Sakit kepala
142. Pingsan
143. Mati rasa atau lemah pada satu sisi tubuh saja side
144. Masalah telinga atau pendengaran lainnya
145. Masalah mata lainnya
146. Sensasi kehangatan otak atau ”terbakar”
147. Reaksi yang meningkat terhadap alergi lama
148. Lupa bagaimana melakukan tugas-tugas rutin (seperti mengikat tali sepatu, mencuci tangan)
149. Impulsif dan disinhibisi
150. Tekanan darah rendah yang tidak normal
151. Bunuh diri
152. Nyeri pada buah zakar (laki-laki)
153. Halusinasi visual (melihat)
154. Gejala kulit dan alergi lainnya
155. Gejala lain
156. Kuku rapuh atau berubah warna
157. Alergi baru (makanan, bahan kimia, lingkungan, dan lainnya)
158. Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi objek meskipun fungsi sensorik utuh)
159. Phantom taste (Merasakan sesuatu yang tidak ada di mulut Anda)
160. Mengucapkan kata-kata yang tidak bisa dikenali
161. Gangguan pendengaran
162. Gejala fungsi kognitif lainnya
163. Indera penciuman yang meningkat
164. Alergi baru (makanan, bahan kimia, lingkungan, dan lainnya) (dalam hitungan pekan atau bulan)
165. Kemerahan di bagian luar mata
166. Sensasi tekanan wajah atau mati rasa di sisi kiri
167. Disfungsi seksual (perempuan)
168. Dermatographia (muncul garis merah di tempat Anda menggaruk)
169. Agresi
170. Ketidakmampuan untuk membuat ingatan baru
171. Apnea tidur
172. Penglihatan ganda
173. Sensasi tekanan wajah atau mati rasa di sisi kanan
174. Ketidakmampuan untuk menguap
175. Halusinasi auditori (pendengaran)
176. Gejala bicara atau bahasa lainnya
177. Gejala perubahan emosional lainnya
178. Sensasi tekanan wajah atau mati rasa di area lain
179. Batuk berdarah
180. Gatal
181. Euforia (perasaan atau keadaan kegembiraan dan kebahagiaan yang intens)
182. Masalah air mani/penis/testis lainnya (laki-laki)
183. Ketidakmampuan untuk menangis
184. Mati rasa atau hilangnya sensasi di dekat telinga
185. Semua masalah menstruasi terkait pascamenopause dan tidak ada siklus menstruasi lainnya
186. Perdarahan atau bercak pascamenopause (perempuan di atas 49 tahun)
187. Gula darah tinggi (jika diukur)
188. Reaksi anafilaksis baru atau tidak terduga
189. Pembekuan darah (trombosis)
190. Hypomania (bentuk mania yang lebih ringan)
191. Kelumpuhan wajah
192. Tunnel vision
193. Penurunan ukuran buah zakar atau penis (laki-laki)
194. Nyeri pada testis
195. Halusinasi taktil (sentuhan)
196. Menopause dini (perempuan di usia 40-an)
197. Delusi
198. Herpes zoster
199. Kejang (dicurigai)
200. Indera perasa yang meningkat
201. Mania (suasana hati yang meningkat secara tidak normal, penurunan kebutuhan untuk tidur, kadang-kadang dengan delusi)
202. Halusinasi lainnya
203. Gula darah rendah (jika diukur)
204. Penurunan ukuran testis/penis (laki-laki)
205. Masalah air mani/penis/testis lainnya (laki-laki)
206. Perdarahan atau bercak pascamenopause (perempuan di usia 40-an)
207. Kehilangan penglihatan total
208. Kejang (dikonfirmasi)
209. Menopause dini (perempuan di bawah 40)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler