Pemerintah dan DPR Prioritaskan Produksi Oksigen untuk RS
Pasokan oksigen untuk Jakarta maupun daerah dianggap masih kurang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan tugas Covid-19 DPR RI bersama Menteri Kesehatan RI Budi Gunawan Sadikin meninjau produksi gas oksigen di PT Samator Gas Industri, kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, Jumat (6/8). Menurut Ketua Satgas Covid-19 yang juga Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, tinjauan dilakukan ke produsen utama oksigen untuk memastikan produksi oksigen untuk kebutuhan pasien Covid-19 dapat terpenuhi.
Sebab, setelah melakukan kunjungan ke Bea Cukai, ditemukan banyak pihak swasta yang melakukan pemalsuan. Pasokan oksigen untuk Jakarta maupun daerah pun dianggap masih kurang. "Ternyata kebutuhan gas baik di Jakarta maupun di daerah-daerah masih kurang. Oleh karena itu, produsen utama yang ada di sini kami coba lakukan peninjauan," kata Dasco, seperti dalam siaran pers.
Dasco dan Menkes juga sepakat bahwa edukasi protokol kesehatan ke masyarakat harus terus digencarkan demi menekan laju kasus Covid-19 dan kebutuhan oksigen dapat ditanggulangi. Dalam kesempatan yang sama, Menkes Budi menyebutkan kebutuhan oksigen yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir. Perbedaan kebutuhan oksigen hari ini dan sebelum Lebaran terbilang bertambah sangat signifikan.
"Sebelum Lebaran kebutuhannya 400 ton per hari, sekarang naik jadi 2.200 ton per hari. Jadi gap-nya tinggi sekali," kata Budi.
Masalahnya, oksigen diproduksi tidak hanya untuk kebutuhan medis. Sebagian besar produksi justru diperuntukkan bagi industri.
Oleh karena itu, pemerintah dan DPR mengimbau agar produksi oksigen untuk industri dikurangi dan dialihkan ke rumah sakit untuk kebutuhan pasien Covid-19. "Samator adalah produsen terbesar untuk di rumah sakit, tapi buat industri lainnya itu yang kami minta bantuan sama Pak Menteri Perindustrian untuk dibantu agar digeser ke rumah sakit," ungkapnya.