Waktu Puasa Tasu'a dan Asyura', Niat, dan Keutamaannya

Hari Asyura juga disebut sebagai hari di mana Allah menurunkan ampunan

Republika/Yogi Ardhi
Waktu Puasa Tasua dan Asyura, Niat, dan Keutamaannya
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Muharram adalah bulan yang agung dan penuh berkah. Muharram adalah bulan pertama dalam kalender hijriyah dan termasuk bulan-bulan haram (suci).

Baca Juga


Tahun ini, 1 Muharram 1443 H yang menandai Tahun Baru Islam jatuh pada 10 Agustus 2021 M. Di bulan Muharram, ada berbagai amalan kebaikan yang disunnahkan untuk dikerjakan.

Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dan bisa kita lakukan pada bulan Muharram adalah puasa Tasu'a dan 'Asyura. Berpuasa pada hari Asyura berarti puasa pada hari kesepuluh Muharram, sedangkan Tasu'a berarti hari kesembilan.

Puasa Asyura ini telah lebih dulu dilakukan Rasulullah SAW dan keluarga serta kerabatnya sebelum turun perintah puasa wajib Ramadhan. "Dari Ibnu Abbas Ra, bahwasannya Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura' dan memerintahkan umatnya supaya berpuasa pada hari tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ustadz Ahmad Sarwat dalam bukunya berjudul Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan menyebutkan hukum asal dari puasa asyura adalah wajib, namun kemudian kewajibannya dinasakh (dibatalkan) dengan kewajiban puasa Ramadhan. Sehingga, puasa Asyura hukumnya menjadi sunnah.

Aisyah ra, berkata, "Hari Asyura' adalah hari ketika orang Quraisy Jahiliyah berpuasa. Rasulullah SAW pun berpuasa pada hari itu. Ketika hijrah ke Madinah, beliau memerintahkan orang-orang berpuasa pada hari itu. Namun, ketika puasa Ramadhan diwajibkan, beliau bersabda, 'Siapa yang mau, silakan puasa hari Asyura'. Siapa yang tidak mau, silakan tinggalkan saja'."

Suatu hari, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat berpuasa di hari Asyura. Namun, sahabat menjawab hari itu bertepatan dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana dikutip dari kitab Riyadhus Sholihin: "Dari Ibnu Abbas Ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Seandainya aku masih hidup hingga tahun yang akan datang, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram, yakni puasa Tasu'a." (HR. Muslim)

Pada hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda, "Berpuasalah kalian di hari Asyura dan bedakanlah dengan Yahudi dengan berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya." (HR. Thahawy dan Al-Baihaqi serta Ibnu Huzaimah:2095)

Tujuan dari puasa Tasu'a itu adalah untuk menyelisihi puasa di hari Asyura yang dilakukan oleh orang Yahudi. Namun, belum sampai datang tahun berikutnya, Rasulullah SAW sudah menghadap ajalnya. Karena itulah, dua hari itu pada hari kesembilan dan kesepuluh termasuk di antara hari yang ditekankan berpuasa di bulan Muharram.

Hari Asyura memiliki keutamaan yang sangat besar dan kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Sebab, di dalamnya terjadi berbagai kejadian bersejarah yang sangat penting dalam Islam.

Ibnu Abbas berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW sangat bersemangat untuk berpuasa di suatu hari, kecuali di hari ini (hari Asyura) dan di bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Salah satu hadits yang menyebutkan keutamaannya ialah hadits dari Abu Qatadah Ra. "Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa pada hari Asyura', maka beliau menjawab, 'Puasa tersebut dapat menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Menurut Imam Nawawy, yang dimaksud dengan kafarat dosa itu adalah penghapus dosa-dosa kecil. Hari Asyura juga disebutkan sebagai hari di mana Allah menurunkan ampunan-Nya.

Aswad bin Yazid berkata, "Aku bertanya kepada Abin bin Amr tentang puasa Asyura. Dia berkata: Pada bulan Muharram ada hari ketika Adam diberi ampunan. Bila engkau mampu, berpuasalah pada hari itu."

Hadits lain dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash, menyebutkan Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa di hari Asyura, maka seakan-akan berpuasa selama setahun, dan barangsiapa bershadaqah di hari ini, maka seakan-akan bershadaqah selama satu tahun."

Adapun bacaan niat puasa Tasu'a dan Asyura sebagai berikut.

Niat Puasa Tasu'a

"Nawaitu shauma yaumi tasu'ata sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: Saya berniat puasa sunah tasu'a karena Allah SWT.

Niat Puasa Asyura

"Nawaitu shauma yaumi 'asyura'a sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah ta'ala.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler