Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RSUD Mulai Kosong

Meski ada penurunan pasien, ruang ICU di RSUD Cengkareng masih penuh.

Kapasitas tempat tidur di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng Jakarta Barat mulai banyak yang kosong jika dibandingkan dengan beberapa hari lalu. Berdasarkan data yang terlampir di website resmi pemerintah http://eis.dinkes.jakarta.go.id/bed/ pada Senin (9/8) pukul 10.32, ruang isolasi tanpa tekanan negatif tersedia 156 tempat tidur dari total 221. (Foto: RSUD Cengkareng)
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapasitas tempat tidur di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng Jakarta Barat mulai banyak yang kosong jika dibandingkan dengan beberapa hari lalu. Berdasarkan data yang terlampir di website resmi pemerintah http://eis.dinkes.jakarta.go.id/bed/ pada Senin (9/8) pukul 10.32, ruang isolasi tanpa tekanan negatif tersedia 156 tempat tidur dari total 221.

Baca Juga


Untuk ruang ICU tekanan negatif tanpa ventilator sendiri terdapat 36 tempat tidur kosong dari 86 tempat yang tersedia. Selain itu, ruang ICU tanpa tekanan negatif dan ventilator memiliki empat tempat tidur kosong dari 12 tempat tidur yang telah tersedia.

Sedangkan untuk ruang ICU tekanan negatif dengan ventilator hanya tersedia satu tempat tidur kosong dari 14 tempat yang tersedia. Jumlah tersebut terlihat lebih lenggang jika dibandingkan dengan kondisi pada Kamis (29/7).

Dari data yang dihimpun website yang sama, tercatat masih ada beberapa tempat tidur yang penuh, yakni ICU tekanan negatif dengan ventilator sebanyak 14 tempat tidur, ICU tekanan negatif tanpa ventilator mencapai empat tempat tidur dan ICU tanpa tekanan negatif dengan ventilator sekitar 12 tempat tidur. Dari data tersebut, tampak terjadi penurunan pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Cengkareng.

Penurunan kasus Covid-19 pun sebelumnya sempat dibenarkan oleh Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto pada Jumat (6/8). Dari data yang disampaikan Uus Kuswanto, jumlah kasus aktif sebanyak 3.588 kasus. 

Padahal, kasus aktif pada Kamis tercatat sebanyak 4.041 orang. Secara demografi, mayoritas pasien positif berumur 19 sampai 59 tahun dengan jumlah 2.512 kasus. 

Di posisi kedua tercatat pada usia 60 tahun ke atas dengan jumlah kasus 493 diikuti usia 6-18 sebanyak 478 kasus. Sedangkan di posisi terakhir ditempati pasien dengan usia 0 sampai 5 tahun dengan 105 kasus.

Menurut Uus, menurunnya kasus positif di wilayah berkat program Pemberlakuan Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Selain itu, program vaksinasi massal yang digaungkan pemerintah pusat juga dinilai jadi faktor utama menurunnya kasus positif.

"Kami tetap imbau masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Demi kesehatan dan keamanan kita juga. Gerai vaksin sudah tersedia di setiap kecamatan," kata Uus.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler