Sejumlah Wilayah di Magelang dan Temanggung Hujan Abu

Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran yang memicu hujan abu tipis.

Dok BPPTKG
Sedikitnya empat kecamatan di Kabupaten Magelang dan beberapa wilayah di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah diguyur hujan abu setelah terjadi awan panas guguran Gunung Merapi, Selasa (10/8) pagi. (Foto: Gunung Merapi)
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Sedikitnya empat kecamatan di Kabupaten Magelang dan beberapa wilayah di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah diguyur hujan abu setelah terjadi awan panas guguran Gunung Merapi, Selasa (10/8) pagi. Empat kecamatan di Magelang yang hujan abu, yakni Kecamatan Dukun, Sawangan, Grabag, dan Pakis.

Baca Juga


Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang M. Muzamil di Magelang, Selasa, mengatakan berdasarkan laporan yang masuk hingga pukul 09.00 WIB, hujan abu terjadi di sembilan desa di empat kecamatan. Di Kecamatan Dukun, hujan abu terjadi di Desa Sengi dan Paten, di Kecamatan Sawangan di Desa Wonolelo dan Banyuroto, di Kecamatan Grabag terjadi di Desa Tlogorejo, Tirto, Lebak dan Grabag. Sedangkan di Kecamatan Pakis terjadi di Desa Daseh.

Hujan abu akibat awan panas guguran Gunung Merapi tersebut bukan hanya terjadi di wilayah Kabupaten Magelang, tetapi juga terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Temanggung. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Totok Nursetyanto menyebutkan beberapa wilayah di Temanggung yang terdampak hujan abu Merapi, antara lain di Kecamatan Pringsurat, Kranggan, dan Temanggung.

Warga Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Gunawan mengatakan saat dirinya berangkat kerja terjadi hujan abu tipis dan tidak mengganggu aktivitas warga. Menurut dia sejak status Gunung Merapi ditetapkan Siaga pada 5 November 2020, baru kali ini terjadi hujan abu sampai di wilayah Pringsurat.

Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah barat daya pada Selasa. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Selasa menyebutkan awan panas guguran itu terjadi pada pukul 05.58 WIB.

"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 214 detik," kata dia.

Awan panas guguran itu memicu hujan abu tipis di sejumlah wilayah di Lereng Gunung Merapi dengan angin mengarah ke ke barat. Selama periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB guguran lava pijar juga teramati 27 kali meluncur dari Gunung Merapi dengan jarak maksimum 500-2.000 meter ke arah barat daya.

Meski awan panas guguran mencapai 3.000 meter, menurut Hanik, rekomendasi potensi daerah bahaya hingga kini belum ada perubahan. "Belum ada perubahan rekomendasi. Daerah potensi bahaya juga masih sama," ujar dia.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler