Uni Eropa Tingkatkan Dana Kemanusiaan untuk Afghanistan
Uni Eropa khawatir dengan gelombang pengungsi dari Afghanistan.
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Uni Eropa akan meningkatkan dana bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan dari sebelumnya 50 juta euro menjadi 200 juta euro. Dana bakal disalurkan ke warga yang tinggal di Afghanistan dan negara-negara tetangganya.
“Bantuan kemanusiaan ini akan datang di atas kontribusi negara-negara anggota untuk membantu rakyat Afghanistan,” kata Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen lewat akun Twitter-nya pada Selasa (24/8).
Uni Eropa tampaknya memiliki kekhawatiran besar terhadap potensi gelombang migrasi dari Afghanistan setelah Taliban menguasai negara tersebut. Benua Biru sudah menjadi tujuan utama jutaan pengungsi Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan negaranya tak dapat membantu Uni Eropa menampung pengungsi yang pernah bekerja untuk misi diplomatik negara-negara Benua Biru di Afghanistan. Turki diketahui telah membantu Eropa membendung arus jutaan pengungsi Suriah dengan menyediakan tempat perlindungan di perbatasannya.
“Kami telah menerima permintaan untuk menyambut karyawan lokal dari misi Uni Eropa di Afghanistan,” kata Erdogan setelah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Ahad (22/8), dikutip laman Al Arabiya.
Terkait permintaan itu, Erdogan justru melayangkan kritik. “Negara-negara anggota (Uni Eropa) bahkan tidak membuka pintu untuk sebagian kecil orang yang melayani mereka dan yang berada dalam kesulitan. Anda tidak bisa mengharapkan Turki mengambil tanggung jawab negara ketiga,” ujar Erdogan.
Erdogan menekankan bahwa saat ini negaranya telah menampung sekitar lima juta pengungsi yang mayoritas berasal dari Suriah. “Turki tidak dapat mendukung beban migrasi tambahan,” ucapnya.
Michel, melalui akun Twitter pribadinya, mengonfirmasi bahwa dia telah membahas perkembangan situasi di Afghanistan dengan Erdogan. Michel menggambarkannya sebagai tantangan bersama Turki dan Uni Eropa.