Lima Cara Ini Bisa Membawa Muslim ke Surga

Akhlakmu adalah salah satu alasan utama Allah memasukkanmu ke surga.

Pixabay
Lima Cara Ini Bisa Membawa Muslim ke Surga
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan budaya sopan santun, baik kepada orang tua, guru, teman, maupun kepada sesama muslim. Namun, tidak jarang, banyak perilaku Muslim yang berseberangan dengan ajaran Islam.

Baca Juga


Jelas ada sesuatu yang salah di sini. Mengapa ada perbedaan besar antara apa yang Allah ajarkan dan apa yang tercermin dalam masyarakat? Jawabannya adalah tata krama.

Rasulullah bersabda: "Tidak ada orang tua yang bisa memberi anak sesuatu yang lebih baik daripada sopan santun," (HR. At-Tirmidzi).

Renungkanlah sejenak dan sadarilah bahwa akhlakmu adalah salah satu alasan utama Allah memasukkanmu ke dalam Taman Surga-Nya. Tidak lupa untuk melakukan semua hal dalam hidup hanya untuk Allah dengan menyebut nama Allah.

Berikut ini dilansir dari About Islam, lima cara untuk meraih surga Allah SWT.

Jadilah orang jujur

Setiap orang tua sudah seharusnya mengajarkan anak berterima kasih atas nikmat yang mereka dapatkan. Termasuk mengajarkan anak untuk selalu jujur, karena Allah telah memerintahkannya.

Jadi lakukanlah kebiasaan baik dengan selalu berucap jujur hanya demi Allah, dan mencari kedekatan dengan-Nya dengan tetap berlaku sopan santun. Semua hal ini telah Nabi Muhammad SAW contohkan, kepada umatnya.

Nabi Muhammad SAW berusaha untuk kesempurnaan dalam segala hal yang baliau lakukan. Ketika seseorang berbicara dengannya, Nabi akan menatap sepenuhnya untuk berbicara. Dan ketika berjabat tangan, Nabi adalah orang terakhir yang melepaskannya. Ketika berbicara dengannya, beliau tidak pernah menjadi orang pertama yang memalingkan muka.

Bersikap jujur memang tidak selalu mudah, terutama jika itu akan membuat Anda mendapat masalah. Tapi pikirkanlah, ini akan tetap membuat Anda merasa jauh lebih baik, bahkan jika konsekuensinya adalah kesalahan atau hukuman, karena Anda melakukan sesuatu demi Allah.

Nabi Muhammad bersabda: "Kejujuran membawa kepada kebenaran, dan kebenaran membawa ke surga. Dan seorang pria terus mengatakan yang sebenarnya sampai dia menjadi orang yang jujur. Kebatilan membawa ke al-fujur (kejahatan, perbuatan jahat) dan al-fujur mengarah ke Api (Neraka), dan seseorang dapat terus berbohong sampai ia ditulis di hadapan Allah, pendusta," (HR Al-Bukhari)

 

 

Menepati janji

Jika ingin melihat nilai seseorang, maka lihatlah perbuatannya bukan kata-katanya. Karena perbuatan akan lebih membuat seseorang percaya kepada siapa sebenarnya Anda. 

Maka jadilah orang yang selalu menepati janji, tidak terkecuali kepada keluarga sendiri. Misalnya janji membantu adik mengerjakan pekerjaan rumahnya, namun faktanya berbeda. 

Padahal hal-hal kecil ini semuanya akan diperhitungkan di hadapan Allah. Jadi tanyakan pada diri Anda, apakah saya berusaha cukup keras memenuhi setiap janji yang saya buat kepada siapa pun?

 

Dapat dipercaya

Seorang teman mempercayakan masalah pribadinya dan meminta Anda tidak memberi tahu siapa pun. Namun, Anda bertemu dengan teman lain dan menceritakan semuanya begitu saja. 

Saat itulah kita menyadari hanya Allah yang paling benar-benar dapat dipercaya. Kita menyadari Allah tidak akan pernah mengecewakan kita, tidak akan pernah pergi dari sisi kita. Belajarlah dari kisah para Nabi dan praktikkan setiap hari mengembangkan kebiasaan untuk dapat dipercaya. Menerima tanggung jawab dan kemudian memenuhinya. Ketika orang lain mempercayai Anda, jangan mengkhianati kepercayaan mereka.

 

Jadilah penasihat yang tulus

Sangat mudah memicu pertengkaran antara dua orang dengan bergabung dan mengatakan hal-hal buruk tentang yang lain. Tapi apakah ini terhormat? Tidak! Salah satu tata krama terbaik adalah menasihati orang dengan tulus dan membantu mereka untuk kembali bersama.

Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Karena itu berdamailah di antara saudara-saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (QS Al-Hujurat ayat 10 )

Memberi dengan hati bersih

Suatu hari seorang tunawisma meminta uang untuk makanan. Namun Anda mengabaikannya dan berpikir mereka bukan tunawisma sungguhan, bahwa sebenarnya mereka mampu hanya saja pemalas, serta berpikir mereka tidak akan benar-benar meminta uang untuk membeli makanan. 

Berpikir seperti itu tidak akan membuat Anda merasa lebih baik. Berhentilah menduga-duga dan hanya melakukan dengan niat karena Allah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler