Tips dari Dokter Saraf Buat yang tak Ingin Pikun

Kepikunan atau demensia pada lansia bisa dicegah.

EPA/ERIK S. LESSER
Ilustrasi pasangan usia lanjut. Hilangnya lebih dari satu fungsi kognitif atau intelektual yang dapat mengganggu kemampuan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi pertanda kepikunan alias demensia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dr Untung Gunarto Sp.S. MM mengemukakan, salah satu cara mencegah demensia atau kepikunan pada kelompok lanjut usia (lansia) adalah dengan tetap aktif berkegiatan. Selain itu, mengonsumsi makanan bergizi, membatasi asupan gula dan garam, serta tidak merokok dan mengonsumsi alkohol juga sangat disarankan.

Dr Untung menjelaskan, demensia adalah suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang menganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian seseorang. Hilangnya lebih dari satu fungsi kognitif atau intelektual yang dapat mengganggu kemampuan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi pertanda demensia.

Menurut dr Untung, orang dapat didiagnosis demensia jika dua atau lebih fungsi otak menurun secara bermakna tanpa disertai penurunan kesadaran. Contohnya, jika kemampuan memori dan keterampilan berbahasa merosot tajam.

"Bila menginjak usia 60 tahun jika sudah ada dua hal yang menunjukkan penurunan pada daya ingat dan penyesuaian sehari-hari, maka harus mulai diperhatikan," kata dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu dalam wawancara virtual yang diselenggarakan oleh LKBN Antara Biro Jawa Tengah yang diakses di Purwokerto, Sabtu (28/8).

Baca Juga


Baca juga : Cara Sederhana Hilangkan Stres dan Kecemasan

Dr Untung menyampaikan adanya perbedaan antara gangguan fokus dan gangguan memori, seperti yang biasa dialami penderita demensia. Gangguan fokus biasanya banyak dialami kelompok usia muda yang mengerjakan banyak hal di waktu bersamaan.

Kenali gejala Alzheimer. - (Republika)



Lupa menyimpan kunci mobil di mana karena sedang tidak fokus karena banyak hal yang dikerjakan, misalnya. Ini berbeda dengan gangguan memori,.

Dr Untung menyebut, mengisi teka teki silang atau TTS dapat menjadi salah satu cara sederhana untuk melatih kerja otak dan menghambat kepikunan. Sebab, saat mengisi TTS maka seseorang menstimulasi otak dengan cara mengingat, mengepaskan huruf dengan kotak yang tersedia, mengambil keputusan bener atau tidak, menyesuaikan huruf yang sudah ada dan memilih kata.

Baca juga : Antibodi Monoklonal, Apa Bedanya dengan Vaksin Covid-19?

Kendati demikian, dr mengingatkan bahwa TTS yang dimaksud adalah dalam bentuk kertas atau buku. Bukan TTS virtual yang direkomendasikan karena saat mengisi TTS tangan harus dipergunakan untuk menulis.

"Selain mengisi TTS, menulis surat dengan media kertas juga dapat membantu menstimulasi otak dan menghambat kepikunan," tuturnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler