Pakistan: AS Harus Tingkatkan Keterlibatan dengan Taliban

Solusi militer bukan merupakan opsi untuk menyelesaikan konflik di Afghanistan

EPA-EFE/STRINGER
Taliban mendengarkan Sheikh Abdul Baqi Haqqani, Penjabat Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, selama upacara di Kabul, Afghanistan, Ahad (12/9).
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan meminta Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan keterlibatan dengan pemerintahan baru Afghanistan yang dipimpin Taliban. Penasihat Keamanan Nasional Pakistan Moeed Yusuf pada Rabu (15/9) mengatakan Pakistan tidak berhenti mengadvokasi penyelesaian politik untuk konflik di Afghanistan.

Yusuf mengatakan solusi militer bukan merupakan opsi untuk menyelesaikan konflik di Afghanistan. Belum lama ini, Washington telah menyatakan mereka sedang meninjau hubungannya dengan Pakistan. Salah satu persoalan yang membuat AS meninjau ulang hubungan dengan Pakistan adalah terkait konflik Afghanistan. Terkait hal tersebut, Yusuf meminta agar AS mendengarkan saran Islamabad agar meningkatkan keterlibatan dengan pemerintahan Taliban.

"Jika harus ada yang ditinjau ulang, maka penilaian ulang harus menyimpulkan bahwa apa yang dikatakan Pakistan masuk akal. Jadi sekarang, kita harus memberikan pemeriksaan yang adil,” kata Yusuf.

Yusuf memperingatkan agar kekuatan Barat tidak mengisolasi Afghanistan. Sebagian besar negara menunda untuk memberikan bantuan keuangan atau pengakuan formal terhadap pemerintah Taliban. Sementara AS telah membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai 10 miliar dolar AS. Banyak negara menunggu untuk melihat apakah Taliban memenuhi janjinya dalam menegakkan hak asasi manusia dan membendung militansi.

Baca Juga


Baca juga : Pemimpin Taliban Masuk Orang Paling Berpengaruh Versi Time

“Mungkin populer untuk berbicara tentang ‘menunggu dan melihat’, tetapi menunggu dan melihat pada dasarnya berarti kehancuran,” kata Yusuf.

Pakistan memiliki hubungan yang dalam dengan Taliban. Pakistan dituduh mendukung kelompok itu saat mereka memerangi pemerintah dukungan AS di Kabul selama 20 tahun. Tuduhan ini dibantah oleh Islamabad.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler