PM Thailand Umumkan Rencana Pembangunan Ekonomi dan Sosial
Ada lima target yang ditetapkan untuk mengubah perekonomian Thailand.
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK — Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mengumumkan untuk pertama kalinya rancangan dari Rencana Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional negara itu untuk periode 2023 hingga 2027. Dalam rancangan tersebut, ditetapkan lima target untuk mengubah perekonomian Thailand.
Prayut berbicara mengenai masalah yang dihadapi oleh negara itu dalam pertemuan virtual bertema Misi untuk Transformasi. Acara terseut diselenggarakan oleh Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (NESDC) pada Kamis (23/9).
Menurut Prayut, Pemerintah Thailand berencana untuk membangun negara dengan mematok lima target. Pertama adalah dengan merestrukturisasi produksi barang-barang terkait dengan ekonomi digital, di mana langkah ini harus mementingkan penelitian dan pengembangan.
Kedua, Prayut mengatakan bahwa Thailand perlu mengembangkan sumber daya manusia untuk mengikuti perubahan digital yang cepat. Ketiga, rencana tersebut menekankan pentingnya memberikan kesempatan yang sama dan keadilan kepada orang-orang.
Keempat, Prayut mengatakan bahwa Thailand harus lebih fokus terhadap pelestarian lingkungan dan cara penanganan dampak perubahan iklim global secara komprehensif dan berkelanjutan. Kelima, sekaligus terakhir, negara Asia tentara ini perlu mempersiapkan diri dałam menghadapi tantangan dan isu global.
Lebih lanjut, Prayut mengatakan bahwa tantangan dan isu global tersebut adalah seperti konektivitas ke negara-negara tetangga, dan pengembangan koridor ekonomi di setiap wilayah di dunia seiring dengan kemajuan yang pesat. Dalam pertemuan virtual tersebut, terdapat partisipasi perwakilan dari lembaga negara, sektor politik, sektor swasta dan organisasi sipil untuk mengumpulkan umpan balik tentang rancangan rencana ekonomi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NESDC Danucha Pichayanan mengatakan bahwa pelaksanaan rencana pembangunan ekonomi dan sosial nasional ke-12 antara 2017 hingga 2022 kemungkinan akan meleset dari target. Hal ini adalah karena Thailand masih menghadapi masalah terkait pandemi Covid-19.