Muslimah Berniqab Ini Jadi Sasaran Islamofobia Setiap Hari

Islamofobia di London Inggris masih kerap terjadi

Republika/Edwin Dwi Putranto
Islamofobia di London Inggris masih kerap terjadi menargetkan Muslimah berniqab
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON—Souad Mohammed, seorang Muslimah yang tinggal di Westminster London, mengaku setiap harinya menerima pelecehan verbal dan menjadi sasaran kejahatan bermotif Islamofobia hanya karena niqab yang dia kenakan. 

Baca Juga


Wanita 47 tahun ini kerap disebut sebagai anggota ISIS, istri Osama bin Laden, dan sebutan rasis lainnya. Ibu tiga anak ini mengatakan bahwa dia merupakan warga asli London, bahkan lahir disana. Namun perlakuan rasis yang dia terima sangat membuatnya tidak nyaman tinggal di negara kelahirannya. 

“Sangat tidak aman untuk tinggal di sini. Saya merasa cemas setiap kali saya pergi keluar. Selama bertahun-tahun saya mengenakan niqab, namun akhir-akhir ini adalah yang terburuk yang pernah ada,” ujarnya yang dikutip di My London, Ahad (3/10). 

Souad menceritakan pengalaman mengerikannya saat berada di sebuah bus di Harrow Road, salah satu rute bus di North West London, dimana beberapa orang di belakangnya mencoba membakar niqab yang dia kenakan dengan korek api. 

“Saya mendengar bunyi klik pemantik api dan menyadari apa yang terjadi. Mereka membakarnya (niqab) sedikit. Saya berbalik dan berkata 'apa yang Anda pikir sedang Anda lakukan?' Lalu mereka terkejut ketika saya memiliki aksen Inggris. Mereka menjadi agresif dan saya harus turun dari bus,” ceritanya. 

Pada kesempatan lain, dia menceritakan suatu kejadian saat dia dipanggil dengan sebutan ‘istri Osama Bin Laden’ dan menuduhnya sebagai pelaku bom bunuh diri. “Ketika saya naik bus, saya menerima pesan teks. Seseorang memanggil dari belakang dan meminta sopir bus untuk berhenti. 

“Dia mengatakan kepada sopir, ‘Anda akan diledakkan kapan saja sekarang' dan dia memberi tahu orang-orang bahwa saya adalah istri Osama Bin Laden. Saya dipaksa turun dari bus, dan sopir itu tidak melakukan apa-apa,” tuturnya.

Dia telah menjadi korban pelecehan rasis dan verbal berkali-kali tetapi mengatakan dia sekarang telah berhenti melaporkan insiden ke polisi seperti yang biasa dia lakukan. “Jika saya terus melaporkan, saya akan memiliki file dokumen yang menumpuk,” tambahnya.

Dia adalah orang pertama di keluarganya yang mengenakan simbol keagamaan, yang menurutnya memberikan kepuasan spiritual dan membuatnya merasa tidak terlalu rentan terhadap pelecehan seksual. Namun, dia mendeteksi reaksi balik terhadap niqab dan simbol keislaman lain, khususnya setelah pemboman 7/7 di Edgware Road, Westminster, dan bagian lain London.

 

Sumber: mylondon

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler