Rights Issue, Bank Banten Targetkan Dana Rp 1,8 Triliun

Bank Banten akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 23,3 miliar.

Bank Banten
Dirut Bank Banten Agus Syabarrudin mengatakan PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Bank Banten/BEKS) bersiap untuk melakukan penambahan modal lewat rights issue sebanyak 23,39 miliar saham.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Banten Tbk berencana melakukan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VII. Dari rights issue tersebut, perseroan menargetkan dana yang terhimpun mencapai Rp 1,8 triliun. 


Emiten bersandi BEKS ini akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 23,3 miliar atau 34,79 persen dari modal disetor Perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 77. Perseroan akan menggunakan seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini untuk ekspansi bisnis. 

"Khususnya untuk penyaluran kredit sekitar 65 persen serta penguatan struktur keuangan Perseroan sekitar 35 persen," tulis manajemen perseroan dikutip dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (5/10).

Pemegang Saham utama perseroan yakni PT Banten Global Development tidak akan melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikannya dalam PMHMETD VII ini dan tidak melakukan pengalihan HMETD yang dimiliki oleh BGD kepada pihak manapun. Perseroan menyatakan tidak terdapat adanya Pembeli Siaga dalam rights issue ini. 

Jika saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD VII ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham atau pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya.

"Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel," terang manajemen perseroan.

Berdasarkan Prospektus yang dirilis perseroan, tanggal efektif pernyataan pendaftaran HMETD dari Otoritas Jasa Keuangan yaitu 30 September 2021. Periode perdagangan HMETD berlangsung dari 14-21 Oktober 2021 dan akan tercatat di BEI pada 14 Oktober 2021. 

Pada kuartal I 2021, BEKS membukukan rugi bersih sebesar Rp57,6 miliar atau naik 37,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp41,9 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh Biaya Beban Umum dan Administrasi yang mengalami kenaikan sebesar 12,2 persen dari Maret 2020 sebesar Rp 36,7 miliar menjadi Rp41,2 miliar. 

Di sisi lain, pendapatan bunga Perseroan pada kuartal I 2022 mengalami penurunan menjadi Rp 64,8 miliar. Angka tersebut turun sebesar 46,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 120,6 miliar.

Penurunan pendapatan bung terutama disebabkan karena BEKS tidak melakukan ekspansi yang signifikan sampai periode Maret 2021. Sehingga, pendapatan kredit turun sebesar 52 persen dari Maret 2020 yang sebesar Rp 104 miliar menjadi Rp 49,9 miliar pada Maret 2021. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler