PLN Optimistis Kurangi Emisi Karbon 100 Juta Metrik Ton

RUPTL 2021-2030 ini menempatkan porsi energi baru terbarukan sebesar 51,6 persen.

Antara/Ahmad Subaidi
Petugas melakukan pengecekan kelistrikan di Gardu Induk Kuta di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021). PT PLN (Persero) optimistis mampu mengurangi emisi karbon sebanyak 100 juta metrik ton pada 2030.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) optimistis mampu mengurangi emisi karbon sebanyak 100 juta metrik ton pada 2030. Ini dilakukan melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL yang disahkan pada 28 September 2021.


"Kami optimistis dapat mengurangi emisi karbon sebesar 100 juta metrik ton dari proyeksi sebesar 280 juta metrik ton pada 2030 melalui RUPTL hijau ini," kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/10).

Zulkifli menjelaskan RUPTL 2021-2030 ini menempatkan porsi energi baru terbarukan sebesar 51,6 persen sementara komposisi pembangkit fosil hanya sebesar 48,4 persen. Sehingga RUPTL yang baru saja dirilis ini disebut lebih hijau.

Dari target penambahan pembangkit sebesar 40,6 gigawatt (GW) dalam satu dekade ke depan, kapasitas pembangkit energi baru terbarukan diproyeksikan bisa mencapai 20,9 GW dan kapasitas pembangkit energi fosil hanya sebesar 19,6 GW. Dalam upaya mencapai cita-cita target bauran energi dan netralitas karbon pada 2060, PLN telah menginisiasi beberapa langkah untuk menghadapi tantangan tersebut.

Perseroan terus meningkatkan efisiensi, mendorong transisi penggunaan kendaraan listrik hingga penerapan teknologi pendorong energi baru terbarukan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan PLN adalah mengganti pembangkit-pembangkit tua yang subcritical. 

Selain itu, perseroan juga melaksanakan program co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), meningkatkan keberhasilan tanggal pengoperasian pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang punya kontribusi besar terhadap bauran energi.

"Lalu, program dedieselisasi PLTD tersebar menjadi PLTS 1,2 GWp dengan baterai. Pembangunan PLTS 4,7 GW dan PLTB 0,6 GW," terang Zulkifli.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa energi baru terbarukan bukan hanya sebatas energi yang intermiten, tetapi sebagai pemikul beban dasar atau baseload yang akan bersaing dengan energi fosil. "Saat itulah development and application renewable energy akan menjadi kekuatan PLN untuk menjamin seluruh pelosok negeri menyala dengan listrik yang ramah lingkungan," pungkasnya.

Perusahaan setrum negara ini juga berupaya mengatasi kelebihan pasokan listrik, di antaranya dengan berperan aktif dalam membangun ekosistem kendaraan listrik untuk mendorong konsumsi listrik yang lebih besar lagi, menangkap peluang captive power, serta mendorong pertumbuhan kelistrikan untuk sektor pertanian melalui program electrifying agriculture.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler