Malaysia Ingin ASEAN Buat Konsensus Soal AUKUS
Malaysia telah memperingatkan AUKUS dapat memicu perlombaan senjata di kawasan
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia mengharapkan konsensus di antara negara-negara Asia Tenggara tentang kemitraan keamanan Indo-Pasifik baru antara Australia, Amerika Serikat (AS), dan Inggris atau dikenal dengan AUKUS. Sebelumnya Malaysia telah memperingatkan bahwa pakta tersebut dapat memicu perlombaan senjata di antara negara adidaya yang bersaing di kawasan tersebut.
Menteri Pertahanan Malaysia Hishamuddin Hussein mengatakan pertemuan dengan para mitranya dari negara anggota ASEAN akan memberi kesempatan bagi perhimpunan tersebut menyepakati respons bersama terhadap AUKUS. Pertemuan itu dijadwalkan dihelat pada November.
"Permainan akhir kami adalah selalu memastikan stabilitas kawasan, terlepas dari keseimbangan kekuatan (antara) AS dan China," kata Hishamuddin saat berbicara di parlemen Malaysia pada Selasa (12/10).
Menurutnya, pemahaman di ASEAN akan membantu dalam menghadapi dua kekuatan besar itu yakni Beijing dan Washington. Pembentukan AUKUS diumumkan pada 15 September lalu. Pengumumannya segera memicu berbagai reaksi, termasuk mencemplungkan hubungan bilateral Australia dengan Prancis ke dalam krisis.
Tak lama setelah AUKUS diumumkan, Australia membatalkan kontrak pembelian kapal selam diesel-elektrik bernilai lebih dari 50 miliar dolar AS dari kontraktor pertahanan Prancis, Naval Group. Setelah itu, Canberra mengatakan akan membeli kapal selam bertenaga nuklir dari AS.
Prancis menganggap langkah Australia itu sebagai sebuah "tusukan dari belakang". Prancis kemudian menarik duta besarnya dari negara tersebut, termasuk dari AS.