Pelihara Binatang Buas di Rumah, Ini Alasan Alshad Ahmad

Alshad dikenal karena memiliki channel YouTube dengan konten satwa liar

Abdan Syakura_Republika
Pemilik penangkaran PT Taman Satwa Eksotik yang juga sepupu artis Raffi Ahmad, Alshad Kautsar Ahmad bermain dengan Harimau Benggala (Panthera tigris) yang diberi nama Eshan di kediamannya di Jalan Kiputih, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Kamis (9/1).
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Kreator konten YouTube yang juga sepupu selebritas Raffi Ahmad, Alshad Kautsar Ahmad kerap mengisi beragam konten tentang satwa liar. Alshad pun memelihara banyak binatang di rumahnya di kawasan Bandung, Jawa Barat. Menurut dia, memelihara hewan di rumah jauh lebih mudah ketimbang di kebun binatang. 


Dia mengatakan, semuanya lebih mudah dikontrol oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Keeper, demikian Alshad menyebutnya, sangat memperhatikan kesehatan satwa termasuk pada malam hari. Kemudian, karena jumlah satwa-nya tidak banyak maka proses kontrol juga bisa menjadi lebih fokus.

Alshad  mendukung kampanye Save Our Zoo yakni gerakan berbagi untuk para satwa bersama Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) termasuk sosok pencinta satwa. Kecintaannya pada satwa diturunkan oleh sang ayah. Dia mengisi konten YouTube dan Instagram dengan konten tentang konservasi satwa-satwa liar, seperti harimau, rakun, burung merak, burung unta, dan serigala.

Orang tua asuh bayi Harimau Benggala, Lena (kiri) menggendong Asmira dan Alshad Ahmad (kanan) menggendong Eshaan di kebun Binatang Bandung (KKB), Jawa Barat, Kamis (31/8). - (Antara/Agus Bebeng)
 

"Kalau dari papa itu yang diturunkan bukan satwa ekstrem atau satwa liar biasanya, tapi satwa peliharaan dan paling jauh juga ular atau musang. Kalau saya lebih ke satwa buas dan liar seperti ke harimau, seperti itulah jadi lebih fokus ke satwa liar," tutur dia melalui keterangan tertulis, Senin (1/11).

Alshad pun mendukung penggalangan dana untuk kebun binatang dan lembaga konservasi termasuk di masa pandemi Covid-19 saat ini."Karena pandemi belum selesai dan satwa kan beda dengan pabrik ya, kalau mesin kita hentikan, maka tidak ada biaya lagi. Tetapi kalau binatang itu mahkluk hidup, kita tetap harus beri makan," kata dia.

"Kebun binatang atau lembaga konservasi kalau jual tiket kan untuk membeli makannya, sedangkan saat ini tidak ada pengunjung. Hal lain, merawat satwa itu mahal. Yang sedikit saja mahal, apalagi sekelas kebun binatang yang satwanya banyak," jelas  dia.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler