Harga Minyak Naik karena Prospek Permintaan

Pergerakan harga minyak tidak terpengaruh oleh rilis cadangan BBM China.

Prayogi/Republika.
Petugas membatu mengisi bahan bakar minyak (BBM) pada sebuah kendaraan di SPBU Green Energy Station Fatmawati, Jakarta, Rabu (1/9). Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (1/11), karena ekspektasi permintaan yang kuat.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (1/11), karena ekspektasi permintaan yang kuat. Penguatan juga terjadi karena keyakinan bahwa kelompok produsen utama tidak akan membuka keran terlalu cepat membantu membalikkan kerugian awal yang disebabkan oleh pelepasan cadangan bahan bakar oleh konsumen energi dunia nomor satu China.


Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember menguat 99 sen atau 1,1 persen, menjadi berakhir di 84,71 dolar AS per barel setelah mencapai terendah sesi di 83,03 dolar AS. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember terangkat 84 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup di 84,05 dolar AS per barel, setelah sebelumnya jatuh ke 82,74 dolar AS.

Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa harga minyak diperkirakan akan bertahan mendekati 80 dolar AS pada akhir tahun. Persediaan yang terbatas dan tagihan gas yang lebih tinggi mendorong peralihan ke minyak mentah untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Minyak reli ke tertinggi multi-tahun minggu lalu, dibantu oleh rebound permintaan pasca-pandemi dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC Plus, tetap berpegang pada peningkatan produksi bulanan bertahap sebesar 400.000 barel per hari (bph), meskipun ada permintaan untuk lebih banyak minyak dari konsumen utama. Peningkatan produksi minyak OPEC pada Oktober tidak mencapai kenaikan yang direncanakan berdasarkan kesepakatan dengan sekutu, berdasarkan temuan survei Reuters, karena pemadaman paksa di beberapa produsen kecil mengimbangi pasokan yang lebih tinggi dari Arab Saudi dan Irak.

OPEC Plus yang akan bertemu pada Kamis (4/11), membahas rencananya tentang produksi minyak mentah. Grup ini secara bertahap mengurangi rekor pengurangan produksi yang dibuat tahun lalu.

Harga minyak naik meskipun China mengatakan dalam pernyataan resmi yang langka bahwa mereka telah merilis cadangan bensin dan solar untuk meningkatkan pasokan pasar dan mendukung stabilitas harga di beberapa wilayah. Exxon dan Chevron sedang berupaya untuk menambah rig pengeboran di cekungan serpih Permian setelah memotong tajam kru dan produksi di wilayah tersebut tahun lalu, kata perusahaan tersebut pada Jumat (29/10).

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler