China Bersiap Luncurkan Roket yang Bisa Dipakai Lagi
Darwin-1 dijadwalkan untuk uji terbang pada awal 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI — Perusahaan Rocket Pi dari China menandatangani kesepakatan dengan pembuat mesin roket cair untuk menggerakkan kendaraan peluncur ruang angkasa Darwin-1 yang dapat digunakan kembali. Kesepakatan diumumkan oleh perusahaan pembuat mesin oksigen cair-metana Jiuzhou Yunjian pada 30 Oktober lalu.
Mesin yang dipasok adalah mesin dorong Lingyun-70 dengan kemampuan pelambatan yang dalam dan mesin Lingyun-10 dorong 12,5-ton (vakum) senilai 10 juta yuan atau sekitar 1,56 juta dolar AS.
Sebuah Lingyun-70 akan menggerakkan tahap pertama peluncur Darwin-1 berdiameter 2,25 meter dengan mesin Lingyun-10 pada tahap kedua. Rocket Pi mendapatkan pembiayaan puluhan juta yuan pada bulan Juli. Laporan itu juga menyatakan bahwa Darwin-1 dijadwalkan untuk uji terbang pada awal 2023.
Peluncur tersebut sebelumnya dinyatakan mampu membawa muatan hingga 270 kilogram ke orbit rendah Bumi. Namun, rencana sebelumnya juga menunjukkan bahwa tahap pertama Darwin-1 akan menggunakan lima mesin Lingyun-10, bukan satu Lingyun-70.
Rocket Pi pertama kali mengumumkan rencana untuk mengembangkan Darwin-1 dan peluncur medium-lift yang lebih besar pada Maret. Perusahaan ini juga menyatakan rencana untuk meluncurkan muatan eksperimen biologi "Sparkle-1" pada roket Long March pada akhir tahun ini, serta meluncurkan apa yang digambarkan sebagai laboratorium biologi ruang orbital sekitar pada 2025.
Rocket Pi didirikan oleh Zhuang Fengyuan, seorang profesor ilmu kehidupan luar angkasa di Universitas Beihang. Sementara itu, Jiuzhou Yunjian adalah perusahaan rintisan kedirgantaraan yang berbasis di Beijing yang didirikan pada 2017.
Tahun ini, Jiuzhou Yunjian telah melakukan berbagai pengujian mesin Lingyun-10 dan Lingyun-70, termasuk pengujian full hot fire dan pengujian ulang.