'Musim' Deklarasi Capres Oleh Relawan Jelang Akhir 2021

Pengamat memprediksi deklarasi capres oleh kelompok relawan akan terus bermunculan.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Relawan yang menamakan diri Poros Prabowo-Puan mendeklarasikan diri untuk mengusung Prabowo Subianto-Puan Maharani pada Pilpres 2024 di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (3/11).
Rep: Nawir Arsyad Akbar, Rizky Suryarandika, Rr Laeny Sulistyawati, Antara Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, Jelang akhir tahun 2021, partai-partai politik (Parpol) masih belum secara tegas menyatakan siapa tokoh yang akan diusung sebagai calon presiden (Capres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Berbeda dengan Parpol, deklarasi-deklarasi mendukung capres justru gencar dilakukan oleh kelompok relawan. 

Baca Juga


Tercatat setidaknya ada empat tokoh yang telah dideklarasikan oleh relawan. Pada 20 Oktober lalu, Relawan dari sejumlah komunitas yang tergabung dalam Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) menyampaikan deklarasi dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden pada pemilu presiden 2024 di Gedung Joang 45, Jakarta. 

Koordinator Deklarator ANIES, La Ode Basir, pada kegiatan tersebut, mengatakan, pernyataan deklarasi yang disampaikan oleh relawan ANIES adalah inisiatif dari para relawan ANIES. La Ode Basir menyatakan, relawan ANIES menyampaikan pernyataan deklarasi untuk Anies Baswedan ini dengan pertimbangan, Anies Baswedan memiliki prestasi berdasarkan sejumlah capaian Anies memimpin DKI Jakarta.Dukungan dari relawan ANIES itu juga disebut La Ode Basir, lahir secara spontan. 

"Sebelum deklarasi, relawan melakukan serangkaian diskusi terkait refleksi empat tahun kepemimpinan Anies," katanya.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk mendorong gubernur DKI Jakarta itu menjadi calon memimpin Indonesia melalui pemilu presiden 2024.Para relawan juga menilai, sikap Anies yang memilih bungkam terkait dirinya dideklarasikan sebagai calon presiden, adalah sikap yang tepat.

"Bagi saya itu pilihan tepat. Ini bukti bahwa Anies adalah orang yang jujur. Karena, bagaimana dia tahu, kami sendiri tidak menyampaikan deklarasi kepada beliau," kata La Ode.Menurut La Ode, kegiatan "Deklrarasi Anies Baswedan for Presiden 2024" ini wujud dukungan dari masyarakat melalui komunitas ANIES.

Tak berselang lama, tepatnya pada 29 Oktober, giliran Jokowi Mania mendukung Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. Kelompok relawan yang pada dua Pilpres lalu sukses mengantarkan Jokowi menjadi Presiden Indonesia itu menilai, Gubernur Jateng adalah sosok yang tepat untuk menjadi "the Next" Jokowi.

"Kami dukung Ganjar Pranowo pengganti Jokowi di 2024. Ganjar memiliki integritas, sosok pekerja, dan memiliki komitmen untuk kebinekaan.Ini sudah menjadi keputusan organisasi," ujar Ketua Jokowi ManiaImanuel Ebenezer.

Terkait apakah Ganjar mendapatkan dukungan dari PDI perjuangan, Ebenezer menegaskan mereka merupakan relawan yang mempunyai hak konstitusi. "Kami tidak bersentuhan dengan partai, kami adalah relawan yang punya hak konstitusi untuk menyampaikan pandangan dan pendapat berkaitan kepemimpinan bangsa ini 2024," kata Ebenezer menegaskan.

Dukungan untuk Ganjar maju di Pilpres juga datang dari kelompok relawan "Ganjarist". Bahkan, kelompok relawan ini yakin Ganjar bakal mendapatkan tiket dari PDIP untuk maju di Pilpres 2024. "Kami optimistis Pak Ganjar 'direkom'. Sebab melihat sejarah, Bu Megawati pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 beliau bisa mengalah," ujar Ketua Umum "Ganjarist" Mazdjo Pray.

Ia menyebut, sosok Megawati sebagai ketua umum PDI Perjuangan memiliki keputusan politik tepat, apalagi melihat posisi Ganjar yang saat ini masuk tiga besar calon presiden dengan elektabilitas tertinggi. "Ibu Mega seorang yang punya ketajaman insting luar biasa dan punya kecerdasan emosional hebat. Sehingga beliau sangat logis dalam politik. Kami yakin Ibu Megawati tidak akan menyia-nyiakan Pak Ganjar," ucapnya.

 

Pada awal bulan ini, giliran Sandiaga Uno yang dideklarasikan untuk didukung maju pada Pilpres 2024. Adalah emak-emak yang tergabung dalam Relawan Kawan Sandi (RKS), mendeklarasikan diri mendukung Sandiaga Uno maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2024. 

Koordinator RKS Cimah,  Dewi Trinawati, menjelaskan alasan mereka mendukung Sandiagakarena dia sebagai sosok pekerja keras dan merangkul semua kalangan. "Karena Bang Sandi orangnya pekerja keras, sederhana, dan selalu mengayomi, tidak pernah membedakan ras budaya, apa pun itu selalu dirangkul semua," kata Dewi.

Dewi mengatakan dukungan terhadap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Cimahi berasal dari lintas kalangan di antaranya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), milenial, budayawan, hingga tokoh agama.

Tak mau ketinggal dengan Ganjar, Relawan Puan Maharani (RPM) juga mendeklarasikan mendukung Ketua DPR RI itu sebagai Capres 2024. Acara deklarasi nasional RPM 2024 diikuti secara virtual perwakilan sukrelawan dari 30 kota di Indonesia, seperti Kota Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banda Aceh, Medan, Palembang, Padang, Bengkulu, Pekanbaru, Tanjungpinang, Jambi, Bandar Lampung, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Palangkaraya, Denpasar, Mataram, Kupang, Makassar, Manado, Kendari, Palu, Gorontalo, Mamuju, Ternate, Ambon, dan Jayapura.

Ketua Umum RPM 2024 Budi Santoso mengungkapkan alasannya mendukung Puan Maharani sebagai capres pada Pilpres 2024 karena merupakan sosok pemimpin yang mampu menjawab setiap tantangan bangsa Indonesia pada masa-masa mendatang. Dan para Rabu (3/11) kemarin, kelompok relawan kembali mendeklarasikan Poror Prabowo-Puan, yang menginginkan agar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpasangan dengan Ketua DPR Puan Maharani dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, kedua tokoh tersebut merupakan sosok tepat untuk memimpin Indonesia pada periode 2024-2029.

Prabowo sebagai calon presiden pada 2014 dan 2019 dinilai masih memiliki elektabilitas yang tinggi. Kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan juga dinilai cukup memuaskan masyarakat. "Sosok Bapak Prabowo Subianto memiliki visi besar untuk menjadikan bangsa Indonesia ini menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, yang mampu berdiri di atas kaki sendiri," ujar deklarator Poros Prabowo-Puan, Andianto di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (3/11).

Menanggapi deklarasi itu, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menilai lazim munculnya deklarasi relawan jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Meski dinilainya tidak lazim, tetapi ia berharap deklarasi Poros Prabowo-Puan bermaksud baik.

"Deklarasi kemarin itu maksudnya baik, karena tidak lazim. Ini masih jauh sudah mendeklarasi pasangan calon, mudah-mudahan maksudnya baik," ujar Dasco di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/11).

Terkait peluang berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerindra belum membahas hal tersebut. Saat ini, pihaknya masih fokus berkonsolidasi jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Kita sudah berulang kali sampaikan bahwa Gerindra saat ini fokus konsolidasi internal partai," ujar Dasco.

Di samping itu, ia menjelaskan bahwa mayoritas kader memang menginginkan agar Prabowo kembali maju sebagai calon presiden. Namun, hal tersebut belum merupakan keputusan partai. "Pada waktunya kita akan tentukan apakah Pak Prabowo maju dan apakah Pak Prabowo kemudian menerima. Lalu kemudian calon dari Partai Gerindra kita akan declare," ujar Wakil Ketua DPR itu.

Sementara Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bambang Wuryanto menilai deklarasi Relawan Puan Maharani (RPM) maupun Relawan Ganjar dilakukan para relawan, bukan berasal dari partainya. "Ada deklarasi ke Mbak Puan, juga Mas Ganjar, itu kan relawan. Orang-orang yang punya kedekatan, kami (PDIP) tidak tahu tentang itu," kata Bambang Wuryanto atau yang akrab disapa Bambang Pacul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/11).

Bambang mengatakan, DPP PDIP sedang konsentrasi mempersiapkan seluruh kader dan jajaran partai untuk berada dalam satu barisan di dalam proses memenangikontestasi Pemilu 2024. Karena itu, menurut anggota Fraksi PDIP DPR RI ini, kemunculan para relawan tersebut beberapa waktu laludipastikannya berada di luar internal partainya.

"Sejauh ini saya baru menerima perintah menyiapkan seluruh jajaran, pasukan untuk berada dalam satu barisan di dalam proses memenangkan elektoral (Pemilu) 2024," ujarnya.

 

Menanggapi banyaknya deklarasi Capres oleh kelompok relawan dalam beberapa waktu terakhir, peneliti senior Populi Center, Usep S Ahyar, menganggap sebagai hal yang wajar Ia menilai masing-masing deklarasi punya tujuan berbeda. 

Usep menganalisa ada Capres-Cawapres yang ingin mengatrol elektabilitasnya karena belum terkenal lewat deklarasi seperti Puan Maharani. Kemudian ada juga yang melakukannya demi meraih simpati parpol seperti dilakukan Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo.

"Deklarasi itu alamiah, sebentar lagi akan lebih banyak. Saya kira targetnya macam-macam," kata Usep kepada Republika.co.id, Kamis (4/11).

Usep menilai deklarasi Capres-Cawapres bisa bertujuan melihat elektabilitas atau cek ombak di hadapan publik. Tujuan lain ada tokoh yang ingin menunjukkan kesungguhannya kepada parpol.

"Targetnya masing-masing berbeda ya. Tapi dengan deklarasi diharapkan popularitas, elektabilitas, akseptabilitas meningkat. Maka kemudian parpol tak ada pilihan harus pilih dia kalau mau menang gitu kan," ujar Usep.

Usep menangkap maksud sebagian tokoh khawatir tak diusung di Pilpres 2024 seperti Anies dan Ganjar. Padahal mereka punya elektabilitas tinggi, tapi terhalang restu parpol.

"Calon dengan elektabilitas tinggi ketar-ketir juga siapa yang mau calonkan karena perlu 20 persen suara parpol atau gabungan parpol," sebut Usep.

Selain itu, Usep menyinggung parpol pasti memantau perkembangan politik Tanah Air, termasuk mengenai Capres/Cawapres potensial. Oleh karena itu, bermunculannya deklarasi dianggap bisa menggoyang hati parpol agar mengusung si Capres/Cawapres.

"Keputusan partai dilihat macam-macam termasuk dinamika politik dan dukungan masyarakat terhadap dia," ucap Usep.

Sementara pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, menilai langkah yang dilakukan para relawan tersebut tergolong baru. menurutnya upaya ini dilakukan oleh calo-calo politik yang mencari nama dan pekerjaan proyek politik. Kendati demikian, Indria mengakui langkah ini bisa jadi tolok ukur popularitas atau elektabilitas calon. 

"Tapi semua kan bergantung pada partai politik (parpol) sebagai kendaraan politik (untuk mencalonkan jadi capres)," katanya.

Terkait apakah dukungan relawan ini efektif, ia menilai itu terkait hasil. Jadi, dirinya tak mau terburu-buru menilai masalah ini karena prosesnya masih lama. Apalagi, dia melanjutkan, pemilihan presiden (pilpres) Indonesia masih lama digelar yaitu 2024 mendatang.

Oleh karena itu, ia meminta tokoh-tokoh yang masih menjabat supaya fokus dulu pada tugas masing-masing, jangan fokus pada mobilisasi massa. Sebab, dia mempertanyakan bagaimana kinerja tokoh bisa diketahui memuaskan jika masa jabatannya saja masih berjalan. 

"Misalnya Anies sebagai Guberjur DKI Jakarta masih di tengah jalan dan harus menyelesaikan kepemimpinannya hingga 2022 mendatang," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler