Menyimpan Makanan di Kulkas Ternyata Bisa Berbahaya
Makanan yang disimpan di kulkas dengan cara tidak benar bisa menyebabkan penyakit.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Rahma Sulistya, Farah Nabila Noersativa
Tak sedikit orang yang menyimpan sisa makanan ke dalam kulkas. Cara ini memang paling mudah dilakukan agar makanan lebih awet dan bisa dikonsumsi kembali. Namun, apakah semua makanan aman dimakan setelah disimpan di dalam kulkas?
Para ahli menyebutkan, pada dasarnya makanan sisa yang disimpan di kulkas cukup aman dikonsumsi kembali. Hanya saja, pakar mengingatkan untuk memperhatikan satu hal, yakni suhu. Makanan yang disimpan di kulkas harus tersimpan pada suhu 40 derajat Fahrenheit agar cukup aman untuk dipanaskan dan dimakan kembali.
"Kunci untuk memanaskan kembali makanan dengan aman adalah memastikan sudah didinginkan dan disimpan dengan benar, sebelum dipanaskan kembali," ucap Pakar Nutrisi serta Pendiri Situs Nutrisi dan Kesehatan Healthy Brown Girl, Alexis Martinez, dilansir dari Best Life Online, Rabu (10/11).
Martinez mengatakan, sebagian besar mikroba dan patogen yang menyebabkan penyakit adalah yang ada dalam makanan tertentu dengan pendinginan atau penanganan yang tidak tepat. Patogen paling mungkin tumbuh ketika makanan berada di antara 70-125 derajat Fahrenheit.
"Dalam aturan umum, yang terbaik adalah memanaskan kembali semua makanan hingga 165 derajat Fahrenheit dan membiarkannya berada pada suhu itu setidaknya selama 15 detik," katanya.
FDA memperingatkan bahwa Listeria merupakan salah satu jenis bakteri yang menyebabkan penyakit, sangat rentan tumbuh di kulkas yang suhunya di atas 40 derajat Fahrenheit. Listeria adalah salah satu risiko bakteri terbesar yang mungkin menghinggap pada sisa makanan yang didinginkan.
"Tidak seperti kebanyakan bakteri, kuman Listeria dapat tumbuh dan menyebar di kulkas," papar FDA memperingatkan.
"Kuman tidak hanya berkembang biak pada suhu dingin, mereka dapat mencemari kulkas dan menyebar ke makanan lain di sana. Ini meningkatkan kemungkinan kita dan keluarga menjadi sakit," tulis FDA melanjutkan.
Bakteri ini juga salah satu yang paling berbahaya, karena memakan makanan yang terkontaminasi Listeria bisa membuat kita sakit parah hingga dirawat di rumah sakit. Orang-orang tertentu, seperti perempuan hamil, lansia, dan individu dengan gangguan kekebalan tubuh, lebih berisiko terkena listeriosis (penyakit yang disebabkan oleh Listeria), dan dapat berakibat fatal bagi mereka.
Menurut FDA, listeriosis memiliki tingkat kematian yang tinggi yakni 20-30 persen, dengan lebih dari 90 persen orang yang mengidap penyakit ini perlu dirawat di rumah sakit. Listeriosis dapat menyebabkan berbagai gejala tergantung pada siapa yang terinfeksi dan di bagian tubuh mana bakteri menyerang.
Beberapa gejala umum termasuk demam, nyeri otot, sakit kepala parah, mual, muntah, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang. Jika sedang hamil, kemungkinan besar tidak akan mengalami gejala gastrointestinal, dan satu-satunya tanda listeriosis mungkin adalah demam.
FDA menyebutkan, suhu kulkas harus berada pada suhu 40 derajat Fahrenheit atau di bawahnya, dan harus memeriksa suhu secara berkala. Menurut FDA, memeriksa suhu kulkas bisa menggunakan termometer.
Suhu kulkas bukan satu-satunya indikator keamanan untuk makanan sisa. Berapa pun suhunya, sebagian besar makanan sisa hanya aman di kulkas selama tiga hingga empat hari.
"Sisa makanan yang dimasak dapat disimpan di kulkas tiga hingga empat hari. Selama waktu ini, kita bisa memanaskan kembali makanan sisa hingga 165 derajat Fahrenheit," tulis USDA.
Menurut USDA, memperpanjang umur makanan sisa bisa dilakukan dengan memanaskannya kembali sebelum empat hari habis. Setelah setiap pemanasan ulang, sisa makanan akan disimpan di kulkas selama tiga hingga empat hari lagi.
Tetapi jika melakukan itu, kualitas makanan akan menurun setiap kali dipanaskan ulang. Jadi, USDA menyarankan agar memanaskan hanya dalam jumlah yang dibutuhkan.
Sementara itu, menurut pakar, tidak semua makanan dapat disimpan di kulkas. Suhu dingin dan kelembapan kulkas ternyata bisa berdampak negatif pada beberapa jenis makanan, khususnya makanan segar.
Salah satunya, tomat. Suasana dingin dan lembap di dalam lemari es dapat memengaruhi tekstur tomat. Sebaiknya, jangan menyimpan tomat di kulkas dan jauhkan tomat dari sinar matahari langsung. Bila ingin disimpan di dalam kulkas, jenis tomat ceri adalah satu-satunya varietas yang cenderung bisa tahan lama di lemari es dan tidak cepat membusuk.
Kemudian, bawang. Sebagian besar jenis bawang paling baik disimpan pada suhu ruangan, termasuk dapur, adalah tempat terbaik untuk menyimpannya. Jika bawang mulai berubah, maka bawang bisa mengeluarkan bau atau residu yang tidak sedap. Bila ingin menyimpan bawang di kulkas, maka haruslah dipotong, dan sisa bawang dapat disimpan dalam kantong atau wadah kedap udara di lemari es.
Bila selama ini selalu menyimpan kentang di dalam kulkas, ternyata hal itu salah. Suhu ruang adalah tempat terbaik untuk menyimpan kentang, dan tempatkan di dalam keranjang atau kantong kertas. Suhu dingin cenderung mempengaruhi tekstur kentang dengan memecah pati, dan mengubah teksturnya menjadi berpasir.
Untuk mendapatkan rasa pisang terbaik, maka sebaiknya disimpan pada suhu ruang. Bahkan, menyimpan pisang pada suhu ruang juga bisa membuatnya cepat matang. Setelah pisang mulai berubah warna menjadi cokelat, konsumsi segera atau dibekukan.
Pisang menyebabkan buah-buahan di sekitarnya lebih cepat matang. Jadi, jangan menyiman pesang berdekatan dengan jenis buah lainnya.