Selama November, Terdapat 11 Kejadian Bencana di Tasikmalaya

Dari 11 kejadian itu, enam kejadian merupakan bencana tanah longsor.

BPBD Kabupaten Tasikmalaya.
Jalan desa di Desa Cilolohan, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, terbawa longsor (ilustrasi)
Rep: Bayu Adji P Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat, selama November terdapat 11 kejadian bencana di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Dari 11 kejadian itu, enam kejadian merupakan bencana tanah longsor, satu banjir, satu angin kencang, dan tiga cuaca ekstrem lainnya.

Baca Juga


Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, intensitas kejadian bencana di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan sejak Oktober. Menurut dia, hal itu memang sudah diprediksi, lantaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini untuk siaga bencana hidrometeorologi. Apalagi pada musim hujan kali ini disertai fenomena La Nina. "Memang kenyataan. Mulai Oktober sampai saat ini mengalami peningkatan kejadian," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (10/11).

Menurut Irwan, pada dasarnya seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi bencana hidrometeologi selama musim hujan kali ini. Sebab, kontur tanah di Kabupaten Tasikmalaya mayoritas merupakan wilayah perbukitan. Apalagi, berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi kejadian gerakan tanah dengan level menengah-tinggi pada November. 

Atas dasar itu, pihaknya telah menetapkan status siaga darurat bencana di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Namun, hingga saat ini belum ada daerah yang ditetapkan tanggap darurat bencana. Pasalnya, kejadian bencana yang ada sementara bisa ditangani langsung oleh BPBD dan masyarakat sekitar. 

Irwan menambahkan, pihaknya juga sudah memetakan wilayah yang paling berpotensi terjadi bencana selama musim hujan kali ini. Ia menyebutkan, di bagian barat ada Kecamatan Salawu, Mangunreja, dan Cigalontang. Sementara di selatan ada Culamega, Karangnunggal, dan Bojogasih. Sedangkan di bagian timur ada Kecamatan Cineam, serta di utara ada Kecamatan Kadipaten. 

"Kita imbau masyarakat agar selalu waspada dan mencermati gejala kebencanaan. Apbila ada tanda-tanda, langsung koordinasi dengan aparat setempat," ujar dia.

Selain itu, masyarakat juga diminta meningkatkan gotong royong untuk menbersihkan saluran air. Sebab, dari beberapa kejadian bencana, penyebabnya adalah saluran air yang kurang terpelihara.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler